Media Sosial

Minggu, 24 September 2017

SOLO SKY BRIDGE


Fasilitas umum merupakan hal wajib yang harus disediakan setiap daerah. Guna untuk meningkatkan perekonomian daerah tersebut serta sebagai tanggung jawab daerah atas pajak yang dipungut dari masyarakatnya. Failitas-fasilitas umum yang mumpuni juga akan menarik investor untuk membantu perekonomian kedepannya.

Kota Solo selalu menarik akan inovasi dalam segala aspek, hal tersebutlah yang membuat kota budaya tersebut selalu menjadi rujukan kota-kota lain dalam berinovasi. Yang terbaru adalah Sky Bridge, yang merupakan jembatan layang penghubung Stasiun Balapan Solo ke Terminal Tirtonadi Solo. Jembatan ini merupakan salah satu inovasi briliant Pemkot Solo yang sangat diapresiasi wisatawan.

Yang perlu diperhatikan adalah tidak semua orang bisa melewati Sky Bridge ini, hanya masyarakat yang sudah memiliki tiket perjalanan via kereta api yang diperkenankan melewatinya jika kita dari Terminal Tirtonadi. Sedangkan jika dari Stasiun Balapan Solo hanya masyarahakat yang memegang tiket kereta api dengan tujuan akhir Stasiun Balapan yang diperbolehkan melewatinya, tentunya kita bakal meneruskan perjalanan selanjutnya via bus di Terminal Tirtonadi.


Hal demikian dimaksudkan demi menunjang kenyamanan dan keamanan Terminal serta Stasiun yang telah melakukan upaya sterilisasi. Untuk melewati jembatan layang ini sementara masyarakat tidak akan dikenakan retribusi karena hal tersebut masih dalam pembahasan pihak terkait. Selain itu, Sky Bridge untuk sementara hanya boleh dilewati sampai jam 18.10 WIB.



NB : PER 01 MARET 2019, SKYBRIDE DIBUKA 24 JAM

Salam

Senin, 04 September 2017

BROWN CANYON KINI


Bertempat tinggal dekat objek wisata memiliki keuntungan tersendiri, tidak perlu jauh-jauh perjalanan waktu yang ditempuh untuk bisa menikmatinya. Brown Canyon Semarang, yang beberapa tahun silam menghebohkan dunia traveller, sejatinya adalah sisa galian tambang yang ditinggalkan itu berada di Rowosari, Kecamatan Tembalang. Cukup ditempuh 15 - 20 bersepeda motor dengan kecepatan rendah dari rumah. Dan belakangan ini, saya tertarik melihat kondisi kini. Dan faktanya?


Tidak bisa dipungkiri, Brown Canyon masih memiliki sihir untuk di datangi. Baik wisatawan yang belum atau sudah pernah kesana. Sisa-sisa galian yang menjulang menjadi daya tarik tersendiri yang sayang untuk tidak diabadikan. Namun, lain dulu lain sekarang, secantik-cantiknya tempat wisata akan pudar kalau tidak terawat apalagi tidak di dukung pemerintah maupun pelaku wisata lainnya. Bagi saya Brown Canyon sudah tidak pantas untuk dimasukkan kategori alternatif wisata Semarang. Kenapa?


Kini, Brown Canyon sudah bergairah kembali aktivitas galiannya. Puluhan truk hilir-mudik menuju kesana, bahkan dini hari pun sudah terdapat antrian truk pengangkut galian yang menanti giliran diisi baknya. Jalanan yang masih tanah sangat berdebu dikala musim kemarau, apalagi kini aktivitas galian seakan tidak terhenti. Terlebih lagi menuju Brown Canyon dijadikan tempat pembuangan sampah, walaupun dibakar, namun aroma tajam pasti tercium kala melewatinya.


Brown Canyon jauh dari kesan tempat liburan keluarga seperti beberapa tahun silam. Situasi dan kondisi sangat tidak mendukung dan tidak bersahabat. Memang kita harus mulai menghilangkan Brown Canyon dari daftar wisata yang harus dikunjungi kala mampir ke Semarang namun jangan pernah lupa bahwa Sunrise disana merupakan salah satu yang terbaik yang dimilki Kota Lumpia.


Salam