Media Sosial

Minggu, 28 Juli 2013

The Billionare : Sebuah Pelajaran Berharga Pengusaha Pemula


Apa maksud dari judul yang saya ambil di atas? Memang sedikit membingungkan mengingat minim informasi yang saya berikan diatas. Jangan dibuat pusing karena saya hanya ingin memberi review tentang film yang baru semalam saya tonton. The Billionaire (2011) produksi GMM Tai Hub lewat arahan sutradara berbakat Songyos Sugmakanan mampu menjajaki Box Office Thailand dengan total pendapatan yang sangat fantastis, 38,796,264 THB. Film ini merupakan kisah nyata seorang pengusaha muda asal thailand dengan cemilan rumput lautnya, Tao Kae Noi. Pernah tahu atau paling tidak pernah mencicipi? Kalau saya sudah, itupun oleh-oleh dari emak angkat saya saat beliau berlibur ke Thailand.
Film ini di mulai dengan kegiatan rutin yang terjadi di sebuah bank. Aithipat “Top Ittipat” Kulapongvanich dengan gaya santai khas anak muda berkunjung ke Bank tersebut dengan niat ingin melakukan pinjaman uang dengan nominal cukup besar. Oleh customer service yang menerimanya menganggap ini lelucon mengingat usia yang masih seumur jagung. Namun dengan rasa percaya diri TOP menceritakan niatannya meminjam uang untuk membiayai usahanya. Yang menarik adalah kisah yang dihadirkan dalam bentuk seolah-olah flasback.
Seperti pada umumnya anak muda jaman sekarang, game online yang pesonanya tidak pernah luntur dari jaman ke jaman juga menimpa seorang TOP cowok SMA nanggung berumur 16 tahun ini. Kecanduan game yang akhirnya membawa dunianya berubah drastis. Jerih payah selama ini di dunia maya terbayarkan manakala ada temannya yang menawar beberapa perlengkapan yang dimiliki TOP. Dengan menjualnya satu persatu menjadikannya siswa terkaya di sekolah kala itu. TOP membeli mobil keluaran terbaru dengan uangnya sendiri dan membawanya ke sekolah dan saat itu juga menjadi primadona sekolah, namun dia tetap setia sama Lin dan hanya Lin yang boleh numpang di mobilnya.
Namun semua yang didapatkan TOP membuat kedua orang tuanya berang. Mereka hanya meminta satu dari TOP yaitu melanjutkan sekolah dengan sebaik-baiknya seperti kakak-kakaknya yang lebih dahulu sukses di negara orang. Namun ambisinya untuk menjadi sukses mengalahkan ego kedua orang tuanya sehingga membuat mereka sangat marah. Akun game online nya yang di blokir oleh pihak pengembang membuat diri harus memuatar akal akan uang yang dimilikinya. Gagal masuk universitas negri seperti keinginan orang tuanya membuat jarak hubungan orang tua dengan anak.

Kuliah di Universitas Swasta tidak lantas membuat kepribadian TOP berubah seperti yang orang tuanya minta. Justru diawal-awal kuliah keinginan menjadi pengusaha sangat menggebu-gebu, sampai pada saat di pameran olahan dan teknologi pangan menarik minatnya untuk menjadi pengusaha muda. Adalah teknologi pengolahan kacang otomatis yang bakal dijadikan usaha awal TOP. Namun orang tua TOP  menganggapnya hanya membuang-buang uang dan waktu untuk hal yang tidak berguna. Dari situ TOP ingin menunjukkan ke kedua orang tuanya kalau dia juga bisa.
Sebelum benar-benar terjun kedunia usaha, TOP melakukan serangkaian observasi dan penelitian untuk terjun ke dunia yang sesungguhnya. Seperti yang diungkapkan ayah TOP saat mereka semobil, ” Berjualan itu tidak semudah bermain game. Welcome to the real world” . Penelitian TOP membuahkan hasil dan usahanya begitu melejit bahkan diluar dugaan sebelumnya, namun seperti pepatah bilang semakin tinggi pohon akan semakin besar angin yang menerjang. Disaat usahanya sukses ada sedikit permasalahan ditempat sewa usahanya dan berakhirnya kontrak batal dan membuat dia lelah. Disaat itulah orang tuanya mengajak TOP ikut pindah ke China, namun sifat dan semangat muda TOP menolak untuk mengikuti keinginan kedua orangtuanya.

Disaat serba lelah sang pacar, Lin mengajak bicara empat mata dan membujuk TOP untuk melanjutkan kuliahnya sambil makan cemilan rumput laut oleh-oleh dari liburannya. Dari situ TOP memiliki ide untuk membuat usaha sama yang dirasa memiliki peluang yang besar. Bersama pamannya dia memulai peruntungan kembali sebagai pengusaha cemilan rumput laut. Dengan berbekal rumput laut mentah, TOP dan pamannya menggoreng sendiri namun belum menemukan ramuan yang pas untuk usahanya ini. Sampai ketika TOP menemukan pamannya tergelatak di dapur dengan penuh darah dan sesegera mungkin membawa pamannya ke rumah sakit. Sisa rumput laut mentah yang sudah di fermentasi dengan air hujan membawa berkah buat TOP, dan akhirnya dia menemukan formula yang pas.
Dengan menerapkan hutan rimba yang pernah didapatnya semasa kuliah membaut tekad TOP memasarkan produknya melalui di supermarket seluruh negara melalui jaringan 7 eleven. Berbagai syarat yang diajukan disiapkan oleh TOP namun usahanya belum siap jual, kemasan yang kurang rapi, ukuran yang terlalu besar serta harga yang mahal menjadi pertimbangan ditolaknya produk TOP. Tidak kehilangan akal, TOP meminta para para desain produk makanan untuk mendesain produk TOP. Dengan mempertahankan nama awal, Tao Kei Noi dia mencoba peruntungannya kembali di 7 eleven. Merasa dipermainkan oleh pihak sana, TOP memutuskan untuk pulang dan memberi semua produknya kepada penjaga lift di 7 eleven.
Aksinya diatas nyatanya membuat TOP beruntung di panggil ke 7 eleven dan produknya diterima dan dalam sebulan pihak 7 eleven akan mengecek pabrik. Melihat kondisi pabrik pembuatan yang hanya sebuah dapur keluarga akhirnya membuat TOP memberanikan ke bank untuk meminjam modal guna mendirikan pabrik. Namun sayang, umur TOP yang kala itu baru 19 tahun ditambah dengan berbagai masalah keluarga nya membuat pihak bank tidak menyetujui kreditnya. Namun bukan TOP namanya kalau putus asa di tengah jalan. Dengan menjual berbagai peralatan elektronik yang dipunyainya dijadikan modal untuk membeli Ruko guna membentuk sebuah pabrik.
Saat kunjungan 7 eleven di pabrik kecilnya mengindikasikan bahwa TOP belum siap untuk bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya. Berbekal info dari 7 eleven dia mencoba memperbaiki kekurangan-kekurangan dan menjadikan pabriknya sesuai standard 7 eleven. Saat mendapat fax bahwa produknya diterima membuat TOP beserta paman dan seluruh staffnya bekerja keras untuk memenuhi target. Saat akan mengirim produk nya ke gudang 7 eleven, TOP menghampiri pamannya sembari menangis dan mengatakan ” Aku telah mengerahkan semuanya, jika kali ini gagal, aku akan berhenti. Dan aku akan berhenti menjadi orang yang keras kepala ” , dan apa yang dikatakan pamannya ” Tidak apa-apa. Justru jika kamu terlalu banyak berfikir, kamu tidak akan mencapai seperti saat ini “. Itulah yang selama ini kita kenal dengal Talk Less, Do More.

Apa yang diusahakan dan diimpi-impikan TOP selama ini akhirnya menuai hasil. Dua tahun bergelut di dunia bisnis cemilan rumput laut mampu melunasi semua hutang orang tuanya sebesar 40 juta Bath dan memboyong kedua orang tuanya di China kembali ke Thailand. Tahun 2010 dia memperoleh pendapatan sebesar 800 juta Bath dan telah memiliki karyawan sekitar 2.500 orang. Dan kini dia telah menjadi miliarder dan memiliki perkebunan rumput laut terbesar di Korea Selatan.
Dan buat saya film ini membawa kita para (calon) pengusaha pemula untuk tidak menyerah akan keadaan, bahwasanya usaha itu selalu jatuh bangun adanya. Setidaknya terdapat beberapa pelajaran yang bisa diambil dari film ini, diantaranya : Jangan pernah menyerah dan putus asa memulai usaha, Dibutuhkan adanya pengorbanan besar untyuk mencapai mimpi-mimpi kita, Diperlukan partner hebat untuk menopang usaha kita, Terus belajar sampai apa yang menjadi tujuan kita tercapai, Kolaborasi dengan berbagai kalangan dan pihak demi menjaga kualitas dan kuantitas usaha, serta diperlukan sikap jujur dalam memulai usaha.

Salam,

AHMAD NURUS SIROT

Rabu, 24 Juli 2013

Bakso Meteor, Tak Sedahsyat Namanya

21 Juli 2013


Wisata kuliner memang tidak ada matinya. Jenis usaha ini sangat menjanjikan mengingat pangsa pasar yang sangat besar. Sifat mayoritas masyarakat kita yang konsumtif membawa berkah pada usaha ini dimana sesekali makan diluar yang seolah sudah menjadi kebiasaan. Di kota-kota metropolitan yang lebih menjanjikan taraf hidupnya memunculkan berbagai macam aneka kuliner yang patut untuk dicoba. Apalagi mayoritas di huni oleh kaum muda yang sangat aktif dan suka nongkrong menjadikan wisata kuliner bak rumput di musim penghujan.
Minggu ini saya berkesempatan mencoba menikmati sajian spesial bakso, adalah Bakso Meteor yang berada persis di pinggiran Jalan Lamper Tengah Raya Nomor 4 Semarang. Bukan sebuah kebetulan juga bisa bertandang kesana kalau tidak karena sebuah undangan buka puasa bersama teman-teman SMA. Bahkan sebelumnya saya tidak pernah tau kalau disana ada kuliner bakso sekalipun saya sering berkeliaran di daerah lamper. Namun lokasi yang berada di pinggiran jaln bukan berarti gampang untuk diketahui karena tidak adanya petunjuk akan keberadaan lokasi tersebut.
Sekilas untuk penataan ruang atau tempatnya cukup lumayan bagus sekalipun tidak masuk dalam kategori tempat yang luas. Bagian pengunjung yang terbagi atas dua, biasa dan lesehan dengan gazebonya menambah kesan cantik. Cukup nyaman memang apalagi ditambah adanya tempat bermain untuk anak-anak sehingga mereka bisa betah untuk berlama-lama disana. Melihat antusias pengunjung yang memenuhi semua tempat kala itu mengisyaratkan tempat yang boleh dikunjungi sesekali. Pun juga beragamnya jenis hidangan yang ditawarkan disana membuat pengunjung dapat menikmati sajian sesuai selera.


Karena yang spesial disana adalah baksonya sehingga saya memilih bakso sebagai menu buka puasa. Terdengar sangat tidak lazim namun berhubung itu yang spesial sehingga penasaran untuk dicoba. Dengan harga kisaran Rp 11.000,- sampai Rp 12.500,- untuk jenis baksonya agaknya rasanya sedikit mengecewakan, bahkan ditempat lain dengan harga segitu kita bisa dapat rasa yang lebih dari ini. Belum lagi apa yang dihidangkan tidak sesuai dengan pesanan, dan parahnya sebagian tidak tersaji entah apa alasannya. Mengingat kita kesana pas waktu buka puasa dan disana ramai sedang ramai dimaklumi apabila pesanan terlambat, akan tetapi pesanan tidak tersaji ke pengunjung adalah sebuah kefatalan yang besar.
Melihat fenomena tersebut kita hanya mencoba berfkir positif bahwasanya manajemen diperlukan adanya perubahan, mungkin perlu ditambah jumlah karyawannya, serta evaluasi dibagian dapur sebagai komponen utama yang pada akhirnya akan menentukan citra usaha.

Salam,

AHMAD NURUS SIROT

Kamis, 18 Juli 2013

Gama Candi Spesial Penyet

16 Juli 2013



Seperti halnya tulisan saya yang sebelumnya, buka puasa bersama merupakan agenda wajib tahunan semua kalangan. Buka puasa bersama keluarga, sahabat, pacar, komunitas maupun instansi akan memberikan kenangan tersendiri yang memicu rasa ketagihan. Ketagihan untuk selalu berkumpul menikmati hidangan yang tersaji yang tentunya di suasana dan tempat yang berbeda. Dengan tujuan menjalin tali silaturrahmi juga supaya semua tidak terlalu bosan dengan suasana maupun masakan yang itu-itu saja.
Di bulan yang penuh berkah ini saya berkesempatan membatalkan puasa bersama teman kuliah di salah satu resto baru namun pemiliknya merupakan pemain lama di dunia perkulineran di Kota Semarang. Gama Candi Spesial Penyet yang terletak di Jalan Sriwijaya nomor 66 Semarang yang menawarkan aneka masakan penyet bernuansa resto namun tidak menguras kantong. Dibayangi nama besar resto pendahulunya sekalipun berbeda segmen maupun pangsa pasar merupakan nilai tambah dari resto ini. Lokasi yang berada persis di pinggiran Jalan Sriwijaya menambah minat pengunjung untuk mampir kesana.

Minimnya lahan parkir menjadi masalah tersendiri yang harus benar-benar diperhatikan pengelola. Terpantau saat kunjungan kami kesana terdapat pengunjung yang harus parkir diseberang resto karena lokasi parkir terlalu penuh. Mengusung konsep open kitchen, pengunjung dapat dengan langsung melihat para koki memasak dan mengolah makanan. Mungkin tujuan dari konsep ini juga untuk memberitahukan pengunjung bahwa semua dikerjakan secara profesional, cepat, bersih dan cantik.  Bangunan bergaya adat jawa semakin menambah apik suasananya, di dalamnya terdapat dua lantai untuk kegiatan usahanya. Lantai pertama terpakai untuk para pengunjung menikmati hidangan dengan konsep ruang makan dengan kursi dan mejanya, juga difungsikan sebagai kantor dan dapurnya. Untuk lantai dua sepenuhnya digunakan menjamu pengunjung dengan konsep lesehan.

Saat sampai ditempat pesanan kami dilantai dua, terlihat sudah disediakan perlengkapan makan komplit yang sangat rapi disertai ta’jil bubur kancang hijau sebagai welcome drinknya yang mungkin hanya ada di bulan ramadhan saja. Menu yang disajikan standar selayaknya menu penyetan pada umunya di luaran sana, begitu pula minuman yang ditawarkan. Hanya saja disini kita bisa menemukan minuman spesial Gama Candi dimanapun lokasi usahanya, ES GAMA yang menjadi andalannya. Tempat dan suasana yang nyaman membuat betah berlama-lama disana. Jika tidak membawa uang tunai yang memadai disana menerima pembayaran dalam bentuk debit, namun sayang baru debit Bank BCA yang bisa dilayani. Kartu kredit dari bank manapun masih diterima kok jadi jangan khawatir.
Tempat dan suasana baru memang layak kita kunjungi selama tempat dan harga yang ditawarkan sesuai dengan yang ada dikantong kita. Apalagi ditemani orang-orang terkasih yang akan menambah suasana semakin meriah. Namun ada kalanya kegiatan semacam ini akan menjadi hambar manakala sudah keluar terlalu jauh dari topik utama. Memang tidak ada salahnya membuat suasana menjadi hidup dengan topik-topik tertentu namun juga harus melihat kondisi dam situasi sekitar.

Salam,

AHMAD NURUS SIROT

Selasa, 16 Juli 2013

Lombok Idjo, Fully Booked di Bulan Ramadhan

14 Juli 2013

Disetiap bulan ramadhan kegiatan rutin yang tidak pernah ditinggalkan adalah buka puasa bersama. Apapun bentuk acaranya, dimanapun lokasinya, siapapun orangnya, kapanpun waktunya acara tersebut pasti akan selalu terlaksana. Sifat manusia yang sebagai makhluk sosial tidak bisa dipungkiri untuk selalu berkumpul dan bercengkerama. Buka puasa bersama yang dalam pelaksanaannya bersifat kekeluargaan tersebut sangat mengakar dalam tradisi kita. Dengan adanya tradisi tersebut banyak manfaat positif yang bisa diambil juga sebagai sarana kita menyambung tali silaturrahmi.
Hari minggu pertama di bulan puasa ini saya berkesempatan mengahadiri undangan berbuka puasa bersama bareng segelintir teman semasa SMP. Berhubung hari itu juga saya tidak terikat acara dengan siapapun makanya diputuskanlah menghadiri undangan tersebut. Karena kita merupakan alumni dari SMP N 27 Semarang yang terletak dikawasan Ngesrep Timur sehingga lokasi yang dipilih tentunya masih diseputaran sana. Adalah Ayam Goreng Special Lombok Idjo di Jalan Setiabudi 63A Semarang, kalau kita dari Semarang atas lokasi berada di sisi kiri jalan sebelum kawasan Gombel.

Lokasi yang strategis di pinggir jalan utama Kota Semarang membuat Lombok Idjo ini selalu ramai dikunjungi pengunjung. Tempat parkir yang luas ditambah fasilitas tempat ibadah yang lumayan menambah kenyamanan tempat ini. Nama yang sudah dimiliki sebelumnya sehingga cabang yang disini boleh dijadikan tempat alternatif menikmati santapan yang disediakan. Mengingat kita kesana hari minggu di bulan puasa sehingga kita mewaspadainya dengan memesan tempat supaya tidak kecewa saat berkunjung kesana. Dan agaknya memang benar, saat saya menginjakkan kaki ke dalamnya terlihat banyak orang yang berdiri menghalangi jalan dan ternyata mereka sedang mengantri untuk mendapatkan tempat duduk.
Karena mayoritas pengunjung kesana pada jam-jam menjelang berbuka puasa sehingga jangan heran apabila pelayanan disana kurang maksimal. Luasnya tempat yang tidak sebanding dengan jumlah karyawan serta pelanggan yang datang untuk berbuka puasa diperlukan kesabaran ekstra untuk menjalaninya. Saran saya adalah ketika anda berada disana beberapa menit sebelum waktunya berbuka puasa, usahakan selalu sedia minuman dari luar untuk sekedar membatalkan puasa saja. Atau kalau tidak berkunjung kesininya selepas waktu berbuka puasa usai karena terpantau lokasi cukup luang untuk bisa menikmati hidangan disana tanpa harus antri dan berdesakan.
Buat saya pribadi, bukan tentang tempat pelaksanaannya maupun hidangan yang disediakan saat acara berbuka puasa bersama melainkan bagaimana saya harus bisa memposisikan diri sebagai sahabat karib mereka yang cukup lama tidak bergurau lepas seperti dahulu nampak masih sama sebagai Sirot yang dahulu. Memposisikan sebagai anggota keluarga mereka yang akan saling dirindukan ketika esok dan kedepannya harus kembali kedalam rutinitas sibuk harian. Menjaga tali silaturrahmi yang sudah terpatri dengan baik serta menambah keeratan kualitas persahabatan guna menyongsong kebersamaan yang hakiki.

Salam,

AHMAD NURUS SIROT