Media Sosial

Jumat, 20 Februari 2015

Terkait Polemik Hukuman Mati di Indonesia


Media kita masih saja ramai memberitakan seputar hukuman mati "Duo Bali Nine", Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Hampir setiap harinya, media-media tidak luput memberitakannya. Pun halnya dengan media Australia, mereka semakin "liar" dalam menyampaikan beritanya. Negeri Kanguru sendiri telah mengahapus hukuman mati dalam bentuk kejahatan apapun sehingga mereka terlihat sangat berupaya keras membebaskan warganya dari jerat hukuman mati di Indonesia.
Terkait berbagai lobi yang dilaksanakan Menteri Luar Negri Australia memang sudah sepatutnya dikerjakan. Melindungi warganya dan memberi bantuan hukum di luar negri yang bermasalah hukum di negara lain adalah salah satu tugasnya. Dalam kasus duo bali nine, intervensi-intervensi yang dilakukan Australia sangatlah tidak patut mengingat Indonesia merupakan negara berdaulat yang memiliki kekuatan-kekuatan hukum tersendiri sehingga negara luar harus menghormatinya, termasuk Australia. Apalagi keputusan hukuman mati sebagai upaya perlawanan terhadap narkoba dimana  Indonesia telah dinyatakan darurat narkoba.
Ada yang menarik dari kasus ini bila kita lihat dari situs Wikipedia, dimana terdapat pernyatan dari dua orang tua bali nine (Scott Rush dan Renae Lawrence) yang mana mereka mengkritik pihak kepolisian Australia yang ternyata telah mengetahui rencana penyelundupan narkoba dan memilih untuk mengabari Polri daripada menangkap mereka di Australia, dimana tidak ada hukuman mati sehingga kesembilan orang tersebut dapat menghindari ancaman mati.

Salam Blogger

Jumat, 13 Februari 2015

Djoeragan Kaos Hadir di Semarang


Melihat perkembangan industri konveksi Semarang masih sangat menjanjikan, itu terlihat semakin banyaknya usaha jenis ini yang berdiri di Kota Lumpia ini. Kebutuhan pakaian yang terus meningkat setiap harinya akibat permintaan masyarakat menjadi faktor utama. Harga yang bersaing dengan kualitas yang bagus pun menjadi pemicu fenomena menjamurnya industri ini.
Djoeragan Kaos merupakan salah satu brand lokal dari Samarinda yang telah menginvasi beberapa kota besar di Indonesia termasuk Semarang. Djoeragan Kaos cabang Semarang berada di Jalan Karangrejo Tengah IX-99 A, Jatingaleh, Gajah Mungkur, Semarang. Tempatnya masih berada di kompleks SMK Teuku Umar Semarang, sebelum GOR JATIDIRI persisnya.

Di Semarang sendiri, Djoeragan Kaos masih terbilang baru, tepatnya awal 2015 kemarin baru menanti lokasi tersebut. Walau terbilang baru, kualitas dan kuantitas produksi mereka boleh dia adu dengan usaha sejenis. Di dukung dengan orang berpengalaman di bidangnya serta alat produksi yang mumpuni, Djoeragan Kaos Semarang siap melanjutkan tren sukses perusahaan pusat.
Yang menarik disana kita bisa memesan kaos 1 (satu) biji saja dengan model sesuai keinginan kita. Bukan rahasia umum kalau bisnis konveksi biasanya mematok pesanan minimal 1 atau 2 lusin per pesanan. Menurut Mas Cahyo Baskoro (Manajer Marketing), industri ini sangat potensial dan pasti berkembang di Semarang, karena masyarakatnya sudah melek fashion dan juga harga yang relatif murah di banding usaha sejenis di luaran sana. Apalagi di era global saat ini, menurut beliau prospek ke depan masih akan bersinar dan semakin kompetitif.


Produksi kaos massal dari Djoeragan Kaos Semarang dikerjakan di Klaten sedangkan untuk yang satuan langsung diproduksi di Semarang. Maksimal pengerjaan satuan paling lama adalah 3 hari tergantung rumit atau tidaknya pesanan tersebut. Soal pemasarannya sendiri masih mengandalkan Website, Facebook, Marketingan juga Brosur.

Salam Blogger

Kamis, 12 Februari 2015

Hutan Mangrove Sayung, Wisata Alam, Bahari dan Religi


Tujuan awal memasuki kawasan Pantai Morosari adalah hutan mangrovenya yang sudah terkenal itu, namun motor ini bergerak lurus guna ingin melihat Pantai Morosari seutuhnya. Dengan hati yang sedikit kecewa, tidak sampai 15 menit di pantai tersebut kita meluruskan niat lagi ke tujuan awal. Akses yang sangat mudah memuluskan perjalanan kita, walau kondisi jalanannya sangat menuntut kendaraan yang sehat. Sebelum mencapai pantainya, terdapat jembatan penghubung 2 desa, ambil kanan dan ikuti jalan dan posisi hutan mangrove di sisi kiri jalan.


Menuju hutan magrove bisa di tempuh dengan 2 cara, jalur lauut maupun jalur darat. Jalur laut harus menyewa perahu dengan biaya sewa sebesar Rp 70.000,- untuk 10 orang. Sedangkan lewat jalur darat bisa di tempuh dengan sepeda motor karena sudah dibuatkan jalan yang menembus lautan. Saya justru lebih tertarik dan menyarankan untuk lewat darat karena selain bisa merasakan sensasi berjalan di tengah lautan dengan hempasan angin laut yang besar juga terdapat seperti gapura selamat datang dari bambu yang terpasar dan yang tentu tanpa mengeluarkan biaya.


Hutan mangrovenya sangat bagus, benar-benar serasa berjalan di hutan. Jembatan kayu yang dibangun PemKab Demak dan warga sekitar menjadi satu-satunya akses menikmati mangrove dari ujung ke ujung. Di hutan ini bisa di temukan beberapa binatang laut seperti ular laut dan spesies ikan yang unik dan langka, juga terdapat banyak burung bangau yang hinggap maupun beterbangan menyambut kehadiran kita. banyak larangan ketika mamsuki kawasan hutan mangrove ini seperti dilarang bergandengan tangan (terutama yang bukan muhrim), dilarang duduk di pinggiran jembatan (kayu kecil dan mulai rapuh), hanya boleh menggunakan kamera handphone (kamera digital dan sejenisnya wajib lapor pengelola).


Masuk kawasan Hutan mangrove tidak dikenakan biaya loh, cukup bayar parkir saja kita bisa menikmati indahnya dan tenangnya alam disana. Para wisatawan hanya boleh menikmati kawasan mangrove sampai pemukiman warga terakhir, karena di ujung jembatan terdapat kompleks makam Syeikh Abdullah Mudzakir dan hanya yang benar-benar ingin ziarah yang boleh melanjutkan perjalanan kesana. Walau berada di tengah laut dan hutan, namuan disana tersedia berbagai camilan dan minuman untuk para wisatwan. Namuan perlu di ingat, jangan pernah membuang sampah di sembarang tempat, para pengelola sudah menyiapkan banyak tempat sampah sepanjang jalan.

Salam Blogger

Rabu, 11 Februari 2015

Pantai Morosari yang Pernah Mencuri Hati


Beruntung sekali Kota Semarang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara sehingga masyarakatnya masih bisa merasakan lautan sebagai alternatif liburan. Pantai Marina, Pantai Maron, Pantai Tirang masih menjadi favorit liburan pantai warga Semarang. Selain tiket masuk yang murah, akses menuju ke pantainya juga sangat mudah dan banyak petunjuk arahnya.


Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang juga memiliki pesona pantai tersendiri. Tidak jauh dari perbatasan, terdapat sebuah pantai yang katanya dahulu menjadi kebanggan warga sekitar. Pantai Morosari, pantai yang dahulu pernah mencuri hati, terletak 3 KM dari jalan raya utama Semarang-Demak. Akses menuju kesana sangat mudah, tinggal lurus saja sampai ujung. Jalanan umum belum sepenuhnya bagus, beberapa kilometer jalanan masih bergelombang campuran tanah dan batu.


Tiket masuk kawasan Pantai Morosari sebesar Rp 7.000,- per orang dan tiket parkir Rp 1.000,- per motor. Besarnya retribusi yang dipungut seharusnya diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai, namun sesampainya disana semua buyar karena pantai yang pernah memikat banyak wisatawan kini sudah tidak terawat. Hanya sebuah dermaga tua yang paling menarik disana, selebihnya tidak ada yang bisa di jual. Kondisi sekitar pantai yang rusak karena desakan kuat ombak membuat pantai itu porak poranda. Terlebih lagi sampah di bibir pantai yang sangat mengganggu pemandangan. Sepertinya Pemerintah Kabupaten Demak sudah lepas tangan dengan kondisi disana sehingga terlihat tidak terurus.

Salam Blogger

Kamis, 05 Februari 2015

Belajar ke Museum Ronggowarsito


Di usia 25 tahun saya baru menginjakkan kaki di Museum Ronngowarsito. Saya tidak malu baru belajar walau anak-anak Sekolah Dasar sudah pada rajin kesana sebelummya, karena saya yakin tidak ada kata terlambat untuk belajar. Museum Ronngowarsito merupakan museum yang memamerkan berbagai warisan budaya dan benda, kesenian Jawa Tengah yang berada di Jl. Abdul rahman Saleh No. 1, Kali Banteng Kulon, Semarang.
Di sana kita bisa belajar mengenai jenis bebatuan yang ada di bumi, termasuk juga sisa batu meteroit yang pernah jatuh di Jawa Tengah. Ada juga wahana tentang zaman purba lengkap dengan peralatan dan kehidupan pada masanya. Terdapat relief-relief candi di Jawa Tengah, miniatur wisata Jawa Tengah, hasil kerajinan tangan Jawa Tengah, senjata-senjata perang pada masa kemerdekaan, koleksi teknologi dan kerajinan tradisional, industri serta transportasi.


Di museum ini juga menghadirkan mata uang Negara Indonesia dari jaman dulu sampai yang terbaru, mata uang negara-negara lain, baju adat beberapa provinsi di Indonesia, lambang kabupaten atau kota se Jawa Tengah beserta maknanya, album foto Gubernur Jawa Tengah dari awal sampai sebelum yang sekarang, alat musik berbagai daerah serta kesenian dari berbagai daerah. Terdapat mini theatre yang menampilkan Museum Ronggowarsito secara keseluruhan.
Museum Ronggowarsito sering dijadikan study tour beberapa sekolahan di dalam maupun luar Kota Semarang. Berbagai peninggalan disana merupakan alternatif pelajaran bagi murid selain yang mereka dapatkan di bangku sekolah. Tiket masuk museum ini sebesar Rp 4.000,- per orang.

Salam Blogger

Selasa, 03 Februari 2015

Film Indonesia Semakin Meningkat Setiap Tahunnya, Tapi ?


Film adalah gambar hidup atau bergerak yang diambil dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera atau oleh animasi. Film merupakan bentuk hasil seni bermuatan hiburan dan juga bisnis, sebuah film mampu membawa imajinasi seseorang terhadap mitos, cerita rakyat maupun novel ke versi mereka sendiri. Disitulah kekuatan film yang selalu memiliki tempat tersendiri bagi para pecintanya.
Trend film Indonesia tahun 2015 masih akan diisi oleh film-film biopik atau kisah sejarah para tokoh populer di Indonesia, Film Silat klasik juga akan meramaikan perfilman kita. Adaptasi novel best seller masih akan mendominasi bioskop tanah air dibanding jenis film-film sebelumnya. Karena biasanya film biopik berkisar 2-3 film, namun selalu konsisten ada di setiap tahunnya. Film Biopik yang siap rilis di tahun 2015 adalah Hatta the movie dan Guru Bangsa. Sedangkan film silat, telah tayang Pendekar Tongkat Emas dan Kacaunya Dunia Persilatan.


Bisnis bioskop di Indonesia mengalami peningkatan, ini terjadi mengingat jumlah film Indonesia yang beredar juga semakin banyak dan semakin berkualitas. Film Indonesia yang baru beredar bisa mencapai tiga film setiap minggunya. Peningkatan jumlah bioskop mulai melirik wilayah-wilayah yang belum ada fasilitas bioskopnya, seperti Papua yang kini hadir Jayapura XXI. Bertambahnya jumlah bioskop maupun jumlah film tidak sejalan dengan pertambahan jumlah penonton. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti download gratis di website-website, DVD, Televisi kabel bahkan tidak sedikit orang menunggu film tersebut tayang di saluran tv nasional.
Berdasarkan info di atas, ini merupakan lahan empuk bagi para blogger film tanah air. "Rumah" mereka akan penuh dengan informasi seputar film-film yang akan tayang maupun setelahnya. Ini juga merupakan kesempatan manis membranding diri jika ingin bisa mendapatkan kesempatan menikmati film-film tersebut secara gratis dan malah terkadang di bayar.


Komunitas film di berbagai daerah juga ikut dirasakan geliatnya. Mereka tidak henti berkreasi menciptakan sederet film pendek ataupun dokumenter. Perjuangan mereka terdengar di tahun kemarin dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan maupun nonton bareng dari berbagai komunitas tersebut. Beberapa komunitas film yang ada di Semarang yang membuat warganya sangat bangga diantaranya KSS (Komunitas Sinema Semarang), +KronikFilmedia, +LOLPRDCTN, Berang (Blender Army Regional Semarang), @ManyuraArtWork, @IRIS_Video.
Sudahkah menganggarkan dana anda untuk meramaikan dan menjadi bagian dari perfilman Indonesia di tahun 2015?

Salam Blogger