Media Sosial

Minggu, 03 Desember 2023

PETIT BOUTIQUE HOTEL SOLO

 


Menikmati sajian hiburan di acara Solo Internasional performing Arts (SIPA) 2023 hari terakhir tepat di malam minggu membawa saya sejenak untuk melipir ke Kota sebelah. SIPA merupakan salah satu Buckit List lama yang baru bisa terlaksanakan. Diselenggarakan di Benteng Vastenburg, saya memilih mencari penginapan yang tidak jauh dari lokasi karena saya tidak terlalu ingin membuang waktu dan biaya untuk bisa ke festival tersebut. Walau ada Aziza Hotel dan Reddoorz Near Pasar Gede yang juga sama-sama bisa dijangkau dengan berjalan kaki namun saya memilih hotel lain untuk mendapat experience lain, Petit Boutique Hotel lah tujuan saya.



Petit Boutique Hotel berada di Jl. Mayor Sunarya No. 4, Kedung Lumbu, Kec Ps. Kliwon, Surakarta 57117 yang masih jadi satu dengan area Benteng Trade Center (BTC) yang sudah terkenal dikalangan masyarakat lokal maupun wisatawan luar kota. Lokasi yang sangat strategis mudah di akses dari berbagai area serta ditunjang dengan harga yang ramah di kantong menjadi pilihan menginap saya. Petit sendiri diartikan kecil sehingga jangan terlalu kaget kalau semua nya serba "kecil".






Lobby minimalis menyambut setiap tamu yang datang, pegawai super ramah dan sangat sigap. Tidak terlalu lama proses check in nya, tidak ada jaminan deposit juga. Saya pesan kamar tipe standar dapat di  lantai 2, walau tidak ada lift untuk naik namun disediakan tangga yang flat tanpa undakan sama sekali. Jadi jangan khawatir jika kalian membawa barang atau koper yang banyak. Lorong nya sungguh sangat estetik dengan lantai mozaik marmer Dark Emperador yang surprisely tertata sangat cantik. Di setiap lorong nya juga terdapat Air Purifier yang berfungsi membersihkan udara dari polusi atau elergan. Terdapat sofa tempat bersantai di setiap lantainya tepat di sebelum pintu masuk lorongnya yang dilengkapi air minum isi ulang, teh atau kopi serta gelas dan gula nya.








Kamar tidak terlalu luas untuk pergerakan atau sekedar untuk shalat, namun sekedar bergerak di area kamar masih memungkinkan apalagi kalau bermalam sendirian. Fasilitas yang disediakan di setiap kamar nya cukup lengkap seperti hotel-hotel berbintang lainnya. Kasur bersih dan nyaman, AC, Tv kabel, air mineral, tisu, kaca besar sebadan yang juga menjadi pintu kamar mandi. Toiletries juga komplit yang sudah disediakan disana seperti sabun mandi, sikat dan pasta gigi serta dua handuk besar dan bersih. Dinding kamar mandi menggunakan material yang sama dengan lantai hotel dengan mozaik marmer menambah kesan mahal.






Sarapan terdapat di samping kanan lobby yang bisa dinikmati mulai pukul 7 pagi hingga 10. Tinggal menunjukkan kupon yang di dapat kala check in kepada petugas, kita langsung dipersilahkan untuk menikmati sajian yang sudah tersedia. Sarapan prasmanan bisa disantap sampai kenyang di area makan yang sangat estetik sekali. Kala itu hotel ramai karena ada acara pernikahan yang hampir seluruh tamu hotel adalah kerabat pengantin tetapi tidak banyak yang menikmati sarapan karena mayoritas pengunjung menuju area pernikahan. 







Menu sarapan yang tersedia kala itu makanan berat berupa nasi putih, bakmi goreng, olahan sayur dan olahan ikan, acar, sambal dan kerupuk. Terdapat roti dengan pemanggangnya serta olesan selai dan margarin, buah segar, puding, tahu gejrot dan snack ringan. Tidak lupa air mineral dan jus serta teh dan kopi yang bisa di refill sepuasnya.




Fyi, bangunan Petit Boutique Hotel ini jadi satu dengan Gedung Djuang 45, jadi ketika kita menginap di hotel ini kita juga mendapat akses gratis untuk bisa masuk bangunan tersebut tanpa harus membeli ice cream untuk memasukinya. Mushalla juga di area Gedung Djuang 45 sehingga kita bisa shalat di area hotel walaupun di dalam kamar tidak memungkinkan.

Salam

Minggu, 05 November 2023

ARTJOG 2023 - MOTIF : LAMARAN

 


Artjog adalah peristiwa seni yang berperan sebagai ruang pertemuan bagi gagasan-gagasan baru dalam kesenian dan kreatifitas, sekaligus juga memiliki fungsi sebagai ruang berbagi pengetahuan dan pengalaman estetika serta perkembangan seni terbaru. Artjog hadir sebagai sebuah festival yang mewadahi proses berkesenian dan kreasi yang mutakhir. Hal ini diwujudkan melalui pameran seni rupa dan berbagai presentasi program seni dan edukasi yang terus menyuguhkan tawaran pengalaman baru.






Artjog di selenggarakan di Jogja National Museum (JNM) yang berada di Jalan Ki Amri Yahya No 1, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta. Lokasi tidak jauh dari Stasiun Tugu Yogya yang bisa dicapai dengan naik ojek online kurang dari Rp 10.000,-. Pameran dibuka setiap hari mulai pukul 10:00 WIB hingga 21:00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp 75.000,-, yang dilangsungkan sejak 30 Juni 2023 sampai 27 Agustus 2023. Pembelian tiket bisa langsung di lokasi dan bayar dengan uang cash atau debit.




Tahun ini, Artjog mengambil tema Motif : lamaran. Motif sebagai tajuk pameran digunakan untuk menghadirkan keanekaragaman khazanah visual yang selama ini dikerjakan oleh para seniman. Sedangkan kata Lamaran merupakan upaya untuk lebih dekat pada penjelajahan berbagai bahasa motif dan cara para seniman mengerjakannya. Lamaran kepada seniman adalah bentuk apresiasi kepada motif-motif kreatif yang mereka tempuh selama ini.

Mella Jaarsma
(Outskirts)

Mella Jaarsma
(Outskirts)

Mella Jaarsma
(Outskirts)

Mella Jaarsma
(Outskirts)

Mella Jaarsma
(Outskirts)

Mella Jaarsma
(Outskirts)

Mella Jaarsma
(Outskirts)

Mella Jaarsma
(Outskirts)

Saat pemasangan gelang tiket masuk, petugas akan menjelaskan mengenai lokasi pameran serta larangan selama kita menikmati pamerannya. Awal memasuki area pameran kita akan disuguhkan karya seni dari Mella Jaarsma yang merupakan undangan khusus Artjog 2023 sebagai Commission Artist. Beliau dipilih dengan berbagai pertimbangan, terutama pada perkembangan artistiknya selama empat dasawarsa terakhir yaitu tentang bayangan, selubung, dan relasi raga dengan ruang di dalam arsitektur.


Hermandari Kartowisastro
(Women In My Travels)

Hermandari Kartowisastro
(Women In My Travels)

Hermandari Kartowisastro
(Women In My Travels)

Hermandari Kartowisastro
(Women In My Travels)

Hermandari Kartowisastro
(Women In My Travels)

Hermandari Kartowisastro
(Women In My Travels)

Hermandari Kartowisastro
(Women In My Travels)

Hermandari Kartowisastro
(Women In My Travels)

Anusapati
(Landscape)

Gegerboyo
(Kayon Panutup)

I Made Djirna
(Akah)

I Made Djirna
(Akah)

I Made Djirna
(Akah)

I Made Djirna
(Akah)

I Made Djirna
(Akah)

Dwiky KA
(Forgotten)

Dwiky KA
(Forgotten)

Dwiky KA
(Forgotten)

Dwiky KA
(Forgotten)

Faelerie
(Langkah-Langkah)

Kuncir Sathya Viku
(Cosmic Social Worker 3,4,5,6)

Kuncir Sathya Viku
(Cosmic Social Worker 3,4,5,6)

Kuncir Sathya Viku
(Cosmic Social Worker 3,4,5,6)

Dicky Takndare & The Sampari
(Aaaaahhhhh)

Dicky Takndare & The Sampari
(Aaaaahhhhh)

Audya Amalia
(Things Left Unsaid On The Edge Of Her Fingers)

Brahma Tirta Sari
(Netes-Netes)

Ugo Untoro
(The Archeology Story)

Ugo Untoro
(The Archeology Story)

Ugo Untoro
(The Archeology Story)

Butet Kartaredjasa

Yaya Sung
(Instruments Of Liberty Marker ; An Entity, 100 Years Away)

Yaya Sung
(Instruments Of Liberty Marker ; An Entity, 100 Years Away)

Yaya Sung
(Instruments Of Liberty Marker ; An Entity, 100 Years Away)

Yaya Sung
(Instruments Of Liberty Marker ; An Entity, 100 Years Away)

Yaya Sung
(Instruments Of Liberty Marker ; An Entity, 100 Years Away)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Izat Arif
(Selera Lokal, Citarasa Internasional)

Ella Wijt
(Domestic Emotions ; A Home Within Me)

Candrani Yulis
(Blinded By The light Of Faith)

Fitri DK
(Membaca Alam Menjaga Hidup)

Sakinah Alatas
(Qadarullah II)

Bibiana Lee
(I Don't See Colour)

Bibiana Lee
(I Don't See Colour)

Patricia Untario
(Journey #5)

Sekar Jatiningrum
(Rhyme)

Teja
(Confused White Giant & Pantauan Udara)

Zico Albaiquni
(There's A Further Reason Not To Seek Linearity Or Origin)

Ardi Gunawan
(Exploited Painting Workshop)

Ardi Gunawan
(Exploited Painting Workshop)

Ardi Gunawan
(Exploited Painting Workshop)

Ardi Gunawan
(Exploited Painting Workshop))

Ardi Gunawan
(Exploited Painting Workshop)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Romi Perbawa
(Au Loim Fain)

Ruth Marbun
(Gumul Segenap Kandidat)

Gede Mahendra Yasa
(Untitled)

Yosefa Aulia
(Family Tree)

Yosefa Aulia
(The Skin Of Things)

Yosefa Aulia
(Nyaring ; Kendara ; Bandul ; Timah ; Wahana ; Ambang)

Nurdian Ichsan
(JRMN0001)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Hypen - | Kustiyah
(Di Belakang Kanvas)

Rita Widagdo
(Dialogue Between Positive And Negatif Elements)

Rita Widagdo
(The Open Self)

Rita Widagdo
(Rhythm Of Growth)

Rita Widagdo
(Empathy)

Rita Widagdo
(Transvisible Weaving Of Life)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Wiyoga Murhardanto
(Golongan-Golongan)

Yudha Kusuma Putera
(waste Colonialism)

Yudha Kusuma Putera
(Waste Colonialism)

Di gedung utama terdapat 52 seniman lokal yang menyumbangkan ide dan hasil karya seni nya yang terbagi di tiga lantainya. Sebagai orang yang tidak paham seni, saya sangat bersemangat untuk hadir dan menikmatinya. Di jamin kita akan dibuat takjub dan geleng-geleng kepala dengan karya yang ditampilkan disana.




Morris Abdul Rauf Guevara
(Persistence Of Identity Inside My Head)

Fatimah Adzani Anatasya
(Ekspresi Pemandangan)

Glenys Cailyn Bachumaira
(Kedalaman Laut ; Seperti Batik Kontemporer)

Nayla Shaffiya Ilham & Naima Alanna Ilham
(Transformasi ; Kulit Sapi)

Ajita Maitreya Gautama
(Bajak Laut)

Ajita Maitreya Gautama
(Monkey King)

Ganesha Javas Ararya
(Mind Colour)

Nyala Jagad Shankara
(All The Meat ; Hello Friend ; Epic Cool ; Crowd)

Laire Fredella Pena Lasut
(Birthday Party ; Birds)

Gregorius Noah Abimanyu
(Perang Tanpa Akhir ; Jiwa-Jiwa Lelah)

Malya Sasmaya
(My Other Side)

Noa Adhum
(Alien Attack Series ; Astroboy Series ; Ms. Doodle)

Nadindra Danish Permata Unguku
(Minnie In Twon - Dancing In The Hood #1)


Di gedung lainnya terdapat area yang memfasilitasi karya dan aktifitas anak-anak yang dinamakan Artjog Kids. Diluncurkan perdana pada tahun 2022, karya anak-anak dilibatkan sebagai bentuk inisiatif untuk mencapai tujuan kebersamaan dan kesetaraan yang diusung oleh Artjog. Dengan perspektif unik tentang masalah budaya dan sosial, karya seni anak-anak seringkali menawarkan perspektif segar. Di saat yang bersamaan, karya tersebut berhasil menciptakan hubungan emosional yang mendalam dengan audiens, serta membuka dialog dan pertukaran dengan kelompok usia yang berbeda di ruang pamer. Terdapat 21 seniman muda yang berpartisipasi di tahun ini. Disini juga terdapat ruang merchandise official nya.


Novi Kristinawati
(Thinking Fast And Slow)






*Tanpa mengurangi rasa respect saya terhadap para seniman luar biasa yang telah bergabung di Artjog 2023, saya tidak memasukkan beberapa foto karena beberapa terlalu vulgar dan sebagian tidak bisa foto karena sedang ada sesi dokumentasi.