Film yang diangkat dari novel best seller dengan judul yang sama karangan Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra ini memang film alternatif yang harus ditonton. Saat film nasional kita digembur dengan berbagai kisah cinta dan hantu, 99 Cahaya mampu memberi warna tersendiri dan menarik pecinta film Indonesia.
Film ini merupakan sebuah catatan perjalanan Hanum selama menemani suaminya menyelesaikan pendidikannya di Eropa. Pertemuannya dengan seorang muslim Austria, Fatma menjadi tonggak sejarah perjalanan yang sesungguhnya. Perjalanan yang membukakan mata bahwa dulunya Eropa dan Islam adalah pasangan serasi. Eropa yang kini maju dan modern tidak luput dari Islam yang membentuknya.
Eropa bukanlah sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Sire, Colloseum Roma atau Gondolla-Gondolla di Venezia. Eropa menyimpan sejuta misteri tentang Islam. Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya.
Isi dalam novel tersebut memang tidak mungkin akan tersaji penuh dalam sebuah film yang hanya empat jam yang terbagi atas dua kali penayangan. Banyak cerita-cerita yang sesungguhnya sangat menginspirasi, mendidik yang bisa disuguhkan namun terpaksa ditiadakan. Pun dengan alur cerita di film yang terdapat perbedaan dengan cerita di novel. Namun paling tidak kita bisa melihat Museum Louvre, Pantheon, Gereja Notre Dame, Les Invalidas, Mezquita, Istana Al Hambra, Hagia Sophia secara nyata yang sukar kita bayangkan dalam angan-angan kita.
Salam Blogger
0 comments:
Posting Komentar