Minggu, Juli 02, 2023
0

 


Memasuki musim liburan sekolah, biasanya banyak sekolah atau orang tua siswa yang melakukan wisata baik di dalam maupun keluar kota. Selain berlibur ke wisata unggulan masing - masing daerah, biasanya terselip agenda wisata edukasi nya. Tidak jarang tempat - tempat sejarah seperti monumen atau museum lebih banyak dikunjungi anak sekolah dibanding orang dewasa. Padahal banyak pengetahuan yang orang dewasa belum ketahui tak kala tidak belajar langsung kesana. Dan itu lah yang saya lakukan kala mengisi masa cuti pribadi kerjaan pertengahan juni 2023 lalu.





Monumen Yogya Kembali yang lebih dikenal Monjali oleh warga lokal merupak salah satu destinasi wisata edukasi unggulan yang dimiliki Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Akses mudah dan di pintu masuk Yogya yang berada di Jalan Ring Road Utara, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY menjadikan nya daya tarik wisatawan sebelum benar - benar menikmati suguhan wisata unggulan lainnya di kota pelajar itu.





Monjali buka setiap selasa hingga minggu pukul 08:00 - 16:00 (senin tutup) dengan tiket dewasa umum seharga Rp 15.000,- . Pemesana tiket lebih dari 30 orang akan mendapat diskon sebesar 10 % sedangkan khusus rombongan anak TK, Yatim Piatu dan Difabel mendapat diskon 50 %. Monjali didirikan untuk memperingati peristiwa berfungsinya kembali Kota Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia yang direbut oleh penjajah Belanda.



Di bagian Pelataran terdiri atas empat bagian yaitu Plaza, Rana, Prasati dan kolam yang mengelilingi bangunan induk monumen yang berbentuk kerucut terpancung. Plaza berada di bagian depan bagunan induk terletak di sebelah selatan, membentang dari timur ke barat berbentuk empat persegi panjang. Lantai palaza terbuat dari paving blok, dilengkapi dengan fasilitas taman sehingga menambah keasrian lingkungan. Rana berbentuk persegi panjang membentang dari timur ke barat dengan ketinggian 3 meter, panjang 60 meter, terbuat dari dinding beton . Rana dalam tradisi jawa sebagai penangkal bahaya yang datang dari luar. Pada sisi depan dan tepat di tengah - tengah rana di pasang logo  atau lambang dan pada sisi dalam dituliskan nama - nama pahlawan yang gugur pada masa perang kemerdekaaan II di daerah Wehrkreise III. Bangunan kolam berada di bagian luar mengelilingi bangunan induk.



































Di lantai 1 terdapat Ruang Pengelola, Ruang Museum, Ruang Perpustakaan, Ruang Serbaguna, Mushola dan Toilet. Ruang museum nya terbagi atas 4 ruanngan, dimana museum 1 berisi koleksi tentang sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Museum 2 berisi koleksi tentang perang gerilya dengan sistem pertahanan rakyat semesta. Museum 3 berisi koleksi yang berhubungan dengan peristiwa Seranganj Umum 1949. Museum 4 berisi koleksi Yogyakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia.



















































Di lantai 2 terdapat Ruang 10 Diorama 3D dan 40 Relief tentang penggambaran serangkaian peristiwa - peristiwa perjuangan.





Di lantai 3 terdapat Ruang Garbha Graha yang digunakan untuk mendoakan arwah para pahlawan yang telah gugur.

Total saya menghabiskan waktu 2 jam untuk memasuki semua ruangan yang dipamerkan disana dan terkadang ikut nimbrung di rombongan anak sekolah yang sedang study tour kesana. Jujur selama sekolah dasar (SD) saya tidak mendapat pengalaman seperti ini.


0 comments:

Posting Komentar