Melanjutkan kesuksesan film perdananya, MD Pictures merilis sekuel film Danur dengan judul Maddah. Masih mengadaptasi novel best seller karya Risa Saraswati, film keduanya masih memakai pemeran - pemeran yang lama. Walau tidak semua, seenggaknya kita tidak terlalu dibuat bingung dengan karakter mereka jika sudah menonton film pertamanya. Senang sekali kala Maddah dijadikan film karena saya pribadi sudah melahap habis 300 halaman novelnya, terlebih lagi tidak hanya Peter, William dan Janshen saja yang andil dalam film kedua ini. Hendrick dan Hans pun turut serta, dan Risa pun juga ikut dalam film ini sebagai dokter. Yah walau perannya tidak lebih dari 2 menit. Bertemakan film horror yang lagi trending tahun ini mampu menarik minat penonton untuk menikmati film yang tempus 2 juta penonton dalam 2 minggu. Kamu sudah menonton?
Film Danur 2 : Maddah berfokus pada kisah nyata keluarga Om Ahmad, yang mana dia adalah kerabat Risa yang akhirnya pindah ke Bandung. Menurut saya film ini diadaptasi dari novelnya (Maddah) bagian sebelas : Cermin Untuk Elizabeth. Pembukaan apik oleh Mbak Asih yang sukses membuat kaget satu teater yang belum siap dengan kedatangannya di menit-menit awal, kamu tidak akan menduga bakal dimunculkan sosok hantu itu di film yang belum tayang 10 menit, dan itu surprise banget. Kemunculan sosok hantu cewek berpakaian kebaya hijau dalam gladi resik pertunjukan tari balet Riri merupakan semacam kode. Kode apa? Dibahas nanti aja di ending tulisan ini.
Paviliun yang menempati area berbeda dengan rumah utama menjadi tempat yang sangat unik. Lama tidak dijamah dan dijadikan gudang yang berantakan menarik minat Om Ahmad untuk di fungsikan kembali. Dengan sedikit usaha kerasnya akhirnya paviliun itu digunakan sebagai tempat kerjanya dan keluarganya dilarang untuk mendekatinya. Dibalik kejanggalan tersebutlah cerita-cerita teror di keluarga nya dimulai.
Risa memergoki Om Ahmad membeli segenggam bunga sedap malam dan ia berfikiran bahwa om nya selingkuh. Risa tidak memberi tahu Angki (Anak Om Ahmad) dan memilih menyelidiki sendiri kecurigaannya. Sampai pada saat Angki diganggu di tengah malam dengan sosok yang membuka pintu kamarnya. Rasa penasarannya memuncak dan ia turun mengikuti bayangan sosok gaib namun ia tidak yakin, dan akhirnya memilih untuk membuat kopi. Dan ia kaget ketika mendengar piano di rumahnya berbunyi seolah ada yang memainkan.
Teror tidak berhenti begitu saja. Saat selesai mandi ia diperlihatkan penampakan sosok hantu belanda menyeramka ketika ia berkaca di kamar mandi. Sontak ia sadar bahwa ada yang tidak beres dengan rumah ini. Ia bertanya kepada Risa tentang mahluk gaib di rumahnya karena ia tau Risa bisa merasakan dan melihat sosok-sosok gaib. Namun sayangnya ia belum merasakan keberadaan dan mencium kehadiran mereka di rumah Om Ahmad. Namun Risa sependapat dengan Angki ada yang tidak beres dengan rumah ini. Bahkan Riri pun merasakan hal yang sama kala tangannya dipegang oleh sosok gaib ketika mencari bola bekel.
Kecurigaan Risa bertambah kala diminta Tante Tina untuk menghubungi Om Ahmad di paviliun untuk makan malam bersama. Ditelepon bukannya Om Ahmad yang menerima telepon melainkan suara perempuan. Dan tiba-tiba Om Ahmad sudah berada di area makan dengan sesekali mengusap muka seperti kegerahan. Dengan semerbak bau bunga sedap malam yang berada di hampir penjuru rumah dan halaman yang semakin menyengat ketika malam membuat Risa tidak nyaman.
Menjelang tidur, Risa diganggu sesosok mahluk gaib di jendela. Dan secara tidak sengaja ia melihat sosok perempuan mondar - mondir di paviliun tempat Om Ahmad menghabisan waktunya. Dalam mimpinya ia diganggu dengan suara pintu yang buka tutup paksa dan menimbulkan kegaduhan. Namun ternyata itu bukanlah sebuah mimpi belaka, ia memang diganggu. Dan insting Risa menuntunnya untuk mencari tahu apa dan siapa yang mengganggunya. Ia melihat jelas sosok hantu belanda sedang memainkan lagu lawas melalui piano di rumah Om Ahmad.
Tante Tina diganggu sosok Elisabeth hingga membuatnya syok dan harus dilarikan ke rumah sakit. Karena menjelang subuh, Risa dan Angki mengajak Om Ahmad shalat subuh berjamaah namun Om Ahmad hanya diam saja. Disaat shalat ia tiba-tiba menghilang dan membuat panik Risa dan Angki hingga mereka akhirnya berpencar untuk mencari Om Ahmad. Risa tersesat hingga kamar mayat dan mendapati seorang nenek yang sedang membersihkan mayat dan mengetahui kemampuan Risa. Dan beliau memberi sedikit nasehat tentang hal-hal beberapa waktu belakangan yang sedang menganggunya.
Ia penasaran dan memberanikan diri dengan mengunjungi paviliun di malam hari dan mendapati Om Ahmad sedang tidur di kursi dengan memegangi sebuah buku harian. Terlihat paviliun tersebut kotor dan berantakan dari dalam namun terlihat rapi dan bagus dari luar terlebih lagi manusia tanpa kemampuan khusus. Dan Risa mendapati nama Elisabeth, yang membuatnya semakin penasaran kenapa ia mengganggu keluarganya. Ia ingin tahu maksud dan tujuannya apa.
Berharap bantuan teman-teman kecil gaibnya, ia memanggil mereka dengan menyanyikan Boneka Abdi namun yang datang malah sebaliknya. Elisabeth masuk dalam tubuh Risa dan memberi tahu maksud dan tujuan ia mengganggu Om Ahmad. Disini terlihat akting Prilly saat kesurupan patut diacungi jempol. Risa dan Angki membuka kembali buku harian tentang Elisabeth dan disitu mereka baru tahu bahwa Om Ahmad dalam bahaya. Risa berusaha menyelamatkan Om Ahmad di paviliun sedangkan Angki disuruh menjaga Tante Tina dan Riri. Di bagian ini terlihat jelas oleh Risa kenapa Elisabeth sangat menginginkan Om Ahmad untuk meninggal dan berusaha menyingkirkan Risa karena menghalangi usahanya.
Elisabeth menggilai sosok Om Ahmad yang mirip dengan kekasihnya terdahulu, Dimas. Lelaki belanda yang memiliki nama pribumi. Percintaan mereka ditentang keluarga Elisabeth dan Dimas meninggal ditembak oleh ayahnya. Elisabeth frustasi dan memilih gantung diri di paviliun tersebut. Om Ahmad dipengaruhi Elisabeth untuk ikut bersama dirinya dan menyuruhnya untuk bunuh diri dengan pengaruhnya. Namun akhirnya Om Ahmad sadar dengan bantuan Risa dan teman-teman kecil gaibnya Peter, Hendrick, Hans, William, Janshen). Itu adalah tambahan cerita mengenai Elisabeth yang ia dapat dari sosok hantu belanda lainnya, Ivanna yang merupakan kakak kandung Dimas.
Film ini lebih seram dibanding dengan Danur : I Can See Ghost. Ini wajar mengingat di film keduanya bukan lagi menceritakan kisah Risa yang bisa melihat makhluk gaib dan cerita teman-teman kecil gaibnya melainkan kisah nyata pamannya dengan sosok hantu belanda. Jump scare nya cukup intens di awal namun sedikit memudar di akhir, akan tetapi cukup bagus untuk dinikmati seorang penakut seperti saya.
Bagi yang hanya membaca novelnya saja, Film ini menggambarkan apa hubungan Elisabeth dengan Om Ahmad, Risa dan Tante Tina yang tidak dijelaskan dengan gamblang di novelnya. Kalian bisa buka bagian sebelas, Cermin Untuk Elisabeth. Namun bagi pengikut Instagram Teh Risa maupun Kanal YouTube nya akan sedikit kecewa mengenai fakta seputar hubungan asli Elisabeth, Ivanna dan Dimas yang sebenarnya. Namanya juga film terkadang harus memikirkan sisi bisnisnya dan membuat kisah sedikit menyentuh untuk mengoyak perasaan penonton.
Oh iya, mengenai sosok hantu dengan kebaya hijau yang tampil di menit awal dan akhir film ini bernama Canting. Sosoknya tidak ada dalam novel Maddah namun dimasukkan ke film. Ini seperti kode bahwa Danur 3 bakal dibuatkan dengan fokus pada sosok Canting. Untuk jelasnya siapa sosok tersebut bisa cek Kanal YouTube atau baca novel lanjutannya, Sunyaruri.
Selamat Menonton
Salam
Thanks for info, jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2NXBPmQ
BalasHapus