XIN NIAN KUAI LE
WAH SHI RU YI
Selasa, 05 Februari 2019 merupakan Tahun Baru Imlek 2570 yang dirayakan keturunan Tionghoa namun masyarakat umum pun juga menikmatinya. Selain dijadikan hari libur nasional, Tahun Baru tersebut juga sebagai ajang liburan mengingat beberapa daerah mengadakan berbagai pertunjukan baik berupa kesenian, kebudayaan maupun keagamaan. Untuk di daerah Provinsi Jawa Tengah sendiri, Kota Surakarta (Solo) masih menjadi yang terbaik dalam penyambutan tahun baru ini. Selain acara yang beragam, aneka lampion turut memeriahkan tahun baru yang menyala selama sebulan penuh.
Selain berbagai kelenteng yang berhias diri, kawasan Balaikota Solo hingga Pasar Gede pun tidak mau kalah. Ribuan lampion terpasang cantik yang menandai dimulainya tahun baru imlek 2019 di kawasan Kota Budaya ini. Tepat tanggal 28 Januari 2019 yang lalu, lampion-lampion tersebut menyala setiap malam hingga 28 Februari 2019 nanti. Sederet acara telah disiapkan Pemerintah Kota dan seluruh jajaran terkait dalam rangka ikut mensukseskan acara tahunan ini, yah walaupun terasa kurang karena hilangnya kembang api pada malam puncak tahun barunya.
Kembang api sudah dilarang di Kota Solo beberapa tahun terakhir sehingga kamu tidak akan menjumpainya dalam acara-acara yang selalu menggunakannya seperti Malam Tahun Baru. Sebagai gantinya, Pemkot Solo menyiapkan Gong yang akan dipukul pada malam puncaknya. Tidak ubahnya pada tahun baru imlek kali ini, tidak ada kembang api namun gong yang tersedia di panggung utama. Daya Tarik acara ini pastinya lampion-lampion yang tersusun secara cantik namun sejatinya tidak hanya itu saja. Tercatat beberapa acara dihadirkan dalam meramaikan imlek yang setiap tahun digelar, diantaranya Umbul Matram (Kelurahan Sudiroprajan), Karnaval Budaya / Grebeg Sudiro (Kawasan Pasar Gede), Semarak Malam Imlek (Kawasan Pasar Gede), Wisata Perahu Hias (Kali Pepe, Pasar Gede), Bazaar Potensi (Kawasan Pasar Gede), Pentas Seni (Kawasan Pasar Gede), Lomba Vlog (Kawasan Pasar Gede), dan Solo Imlek Festival (Pendapi Gede Balaikota Surakarta).
Pada malam puncak perayaan tahun baru nya, Kawasan Pasar Gede menjadi lautan manusia. Berbagai masyarakat dari berbagai penjuru Solo Raya dan wisatawan pendatang berkumpul disana untuk menikmati acara puncaknya. Setelah sore nya di guyur hujan yang sangat deras, malam nya Kota Solo semakin cantik ketika mulai cerah walau beberapa jalanan terlihat tergenang. Antusias warga luar biasa mengingat beberapa hari sebelum acara terjadi hal-hal yang kurang mengenakkan akibat ulah ormas tertentu. Namun karena tingkat toleransi warga yang patut diacungi jempol, acara ini akal berlangsung sebagaimana mestinya seperti tahun-tahun sebelumnya.
Yang menarik dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya adalah donatur atau investor yang berubah. Kalau tahun-tahun sebelumnya nama Bank BRI terpampang nyata di gerbang area lampion, tahun ini namanya berganti Bank Capital. Lampion-lampion di tengah-tengah juga berganti motif dan warna. Selain itu juga karena sedang berlangsung proyek penataan ulang Jalan menuju Pasar Gede atau Balaikota sehingga peletakan lampu lampion sedikit bergeser hingga Balaikota.
Tidak salah menghabiskan pergantian tahun baru imlek di Kota Solo karena ini menjadi satu-satunya kota penyelenggara termewah setiap tahunnya. Akses yang mudah dari berbagai daerah kesana juga menjadi nilai tambah untuk bisa merasakan armosfir disana. Tarif penginapan yang tidak terlalu menguras kantong juga patut dijadikan penilaian menghabiskan malam imlek di Solo. Pun juga dengan wisata kuliner dan budaya menjadi dukungan Kota Solo dalam menyongsong tahun baru imlek 2570.
Salam
0 comments:
Posting Komentar