Minggu, Agustus 06, 2023
0

 


Seringkali kala kita berlibur di Yogyakarta pasti akan selalu menghabiskan waktu di Malioboro untuk berburu oleh - oleh atau hanya sekedar berfoto di plang paling terkenal di awal jalanan Malioboro. Dan tidak sedikit wisatawan yang menelusuri jalanan malioboro hingga titik 0 KM Malioboro. Taukah kalian sebelum sampai ke titik 0 KM akan melewati Museum Benteng Vredeburg? Iya, sebuah museum yang sangat banyak sekali orang yang hanya melewatinya. Padahal kita bisa belajar Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia khususnya yang terjadi di Yogyakarta disini.





Berada di Jalan Margo Mulyo No 6 Yogyakarta, museum ini dibuka setiap hari selasa - minggu pukul 08:00 - 15:00 WIB (senin tutup) dengan tiket masuk hanya Rp 3.000,- per orang. Benteng Vredeburg pertama kali dibangun tahun 1760 atas perintah dari Sri Sultan Hamengku Buwono 1 atas permintaan pihak Pemerintah Belanda dengan dalih awal tujuan pembangunan benteng ini adalah untuk menjaga keamanan Keraton. Akan tetapi, maksud sebenarnya dari keberadaan benteng ini adalah untuk memudahkan pengawasan pihak Belanda terhadap segala kegiatan yang dilakukan pihak Keraton Yogyakarta.


Sumber : Vredeburg.id


Saya berkunjung kesini setelah wisata edukasi di Monumen Yogya Kembali (Monjali). Dan yang tidak disangka ternyata wisatanya saling berkaitan, hanya saja disini lebih komplit dan menarik karena disajikan dalam 4 diorama yang banyak. Terdapat 4 Diorama yang membuat kaki pegel - pegel karena sebelumnya 2 jam muter - muter di Monjali. Disini lebih ramai karena masih satu kawasan dengan Malioboro, banyak yang berkunjung kesini tidak hanya belajar sejarah namun berteduh dan melepas lelah dengan duduk - duduk di lantai ruangan diorama yang teduh mengingat cuaca Yogyakarta yang sedang panas - panasnya.




















Diorama 1 terdiri dari 11 minirama yang menggambarkan peristiwa sejak periode Pangeran Diponegoro sampai masa pendudukan Jepang di Yogyakarta























Diorama 2 terdiri dari 19 minirama yang menggambarkan peristiwa sejarah Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan Agresi Militer Belanda di Indonesia.




















Diorama 3 terdiri dari 18 minirama yang menggambarkan peristiwa sejak adanya Perjanjian Renville sampai pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia Serikat.




Diorama 4 terdiri dari 7 buah miniraman yang menggambarkan peristiwa sejarah pada saat periode Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Masa Orde Baru.







Selain Ruang Pameran Tetap (pameran diorama) juga terdapat Ruang Pameran Temporer Indoor di bagunan E lantai 2, Ruang Audi Visual di bangunan F lantai 2, Ruang Auditorium di bangunan G lantai 2, Ruang Studi Koleksi (koleksi yang tidak disajikan di ruang pameran), Ruang Konversi (merawat koleksi secara kuratif maupun preventif), Ruang Pengenalan,  Ruang Game Museum (di gedung diorama 3), Ruang PPPK, Ruang Laktasi, Ruang Tamu VIP, Penginapan, Taman, Mushola, Kamar Mani & Toilet yang sebagian besar tidak saya masuki karena sudah terlalu capek berjalan dan bebrapa tidak dibuka untuk umum.

0 comments:

Posting Komentar