Media Sosial

Minggu, 21 Oktober 2018

KHUSUS TIKET KA KALIJAGA DAN KEDUNGSEPUR {UPDATE}


CATATAN :

PER 01 DESEMBER 2019, SESUAI GAPEKA 2019 KERETA KA KALIJAGA DITIADAKAN ALIAS TIDAK BEROPERASI LAGI. UNTUK JADWAL KERETA API RELASI SEMARANG - SOLO TERBARU BISA DI CEK DISINI.

Siapa yang tidak pernah naik kereta? mode transportasi masal ini masih menjadi primadona masyarakat dalam bepergian. Baik sekedar untuk kerja, liburan bahkan pulang kampung. Kereta api yang selalu tepat waktu dan full AC bahkan kelas ekonomi menjadi pilihan utama untuk dijadikan mode transportasi favorit. Seiring dengan berjalannya waktu, pihak manajemen PT KAI semakin bagus mengelola perkereta-apian Tanah air. Dimulai dengan tidak adanya pedagang yang lalu lalang di kereta ketika transit, tidak ada calo tiket, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam ruang tunggu, serta pemesanan tiket sudah digital bahkan sejak tahun 2012.


KA Kalijaga merupakan kereta api lokal relasi Semarang Poncol (SMC) - Solo Balapan (SLO) yang melayani pulang pergi sehari satu kali saja. Dari Solo Balapan setiap jam 05:20 WIB dan dari Semarang Poncol jam 09:00 WIB, hanya sekali yah dalam sehari. Dahulu sih awal-awal kereta lokal ini dibuka, dalam sehari kereta ini kalau tidak salah 2 kali dalam sehari (pagi dan sore). Mungkin karena peminatnya yang kurang antusias sehingga diganti sehari sekali. Dan itu pasti penuh setiap weekend dan libur panjang.


KA Kedungsepur juga  merupakan kereta lokal relasi Semarang Poncol (SMC) - Grobogan Ngrombo (NBO) yang melayani pulang pergi sehari 2 kali dari masing-masing stasiun. Dari Semarang Poncol berangkat jam 05:45 WIB dan 15:45 WIB sedangkan dari Grobogan Ngrombo setiap jam 07:50 WIB dan 17:55 WIB. Jadi tidak perlu khawatir jika hanya sekedar jalan-jalan atau transit ke Purwodadi dan ingin pulang sorenya karena ada keretanya.


Kedua kereta api tersebut merupakan kelas ekonomi yang sudah difasilitasi full AC serta colokan charger. Harga hingga kini Rp 10.000,- sekali jalan, ini adalah harga dengan subsidi pemerintah yang sampai sekarang masih diberikan. Aslinya jika tanpa subsidi harga tiket kedua kereta api tersebut berkisar Rp 10.000,- hingga Rp 30.000,- tergantung jarak tempuhnya. Sangat menarik kan harganya? masih tidak mau wisata dengan kereta? Fyi, aku juga belum pernah naik KA Kedungsepur loh (kali aja yang mau ngajakin naik keretanya).


Dahulu pemesanan tiket kereta api  KA Kalijaga bias via online, tentunya sangat memudahkan masyarakat dalam membeli tiket tanpa harus ke stasiun. Namun semenjak awal 2016, layanan ini di hapus hingga sekarang. Pastinya cukup merepotkan harus balik lagi ke stasiun untuk mendapatkan tiketnya. Sedangkan KA Kedungsepur dari awal hingga sekarang tidak bisa dibeli lewat online, harus ke loket stasiun untuk mendapatkan tiketnya. Tulisan ini merupakan pembaruan tulisan yang pernah saya publish Desember 2017 lalu yang mana khusus pembelian tiket kereta KA Kalijaga mengalami perubahan. Dan di tulisan ini ada beberapa perubahan besar yang perlu kalian ketahui.


Khusus pembelian tiket KA Kalijaga dan Kedungsepur di Stasiun Poncol Semarang kini tidak harus mengambil nomor antrian tiket di mesin yang sudah disediakan di depan loket. Sekarang kita bisa mengambil nomor antrian di Customer Service yang berada di samping loket tiket tanpa perlu mengambil nomor antrian khusus CS. Langsung masuk saja dan bilang ambil antrian KA Kalijaga atau Kedungsepur, nantinya bagian CS akan memberikan nomor antriannya. Sebelum ke loket pembelian tiket, isilah formulir pemesanan tiket kereta api. Setelah semua sesuai data KTP atau SIM lalu menuju ke loket 1 dan petugas akan melayani dengan segenap hati. Bayar dengan uang pas saja karena sudah murah dan kita bisa pulang dengan tiket kereta di tangan. Fyi, Loket 1 untuk KA lokal Kalijaga dan Kedungsepur, Loket 2 dan 3 untuk kereta lokal Kaligung serta loket 4 dan 5 untuk kereka jarak jauh tujuan Jawa Tengah lainnya, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Salam

Minggu, 07 Oktober 2018

HOTEL SEMESTA SEMARANG


Tujuan saya menginap disini adalah ingin shalat subuh berjamaah di Masjid Agung Semarang (yang lebih dikenal dengan nama Masjid Kauman). Karena dari hotel ini hanya butuh waktu 5 menit dengan berjalan kaki untuk sampai di masjidnya. Ini memang bukan satu-satunya hotel yang terdekat dengan masjid kauman, namun ada beberapa yang menjadi pertimbangan kenapa saya memilih hotel ini. 


Hotel Semesta Semarang, hotel berbintang tiga yang berada di jalan K. H. Wahid Hasyim no 125 - 127, Bangunharjo, Semarang Tengah dan berkonsep syariah. Hotel ini tidak menerima tamu lawan jenis tanpa ikatan pernikahan yang sah dimata Negara. Bahkan kamarnya sendiri terpisah untuk tamu laki-laki dan perempuan. Selesai check in, untuk tamu laki-laki diberi kamar sebelah kanan resepsionis sedangkan perempuan sebelah kirinya. Tentunya masing-masing area dengan lift di kanan maupun kiri resepsionis.


Ketika saya mau check in terdapat 3 orang di depan namun hanya 1 pegawai yang melayani, mengingat itu jam 4 sore mungkin sedang ganti shift atau gimana. Namun rasanya kurang etis untuk hotel berbintang 3 menempatkan cuma 1 pegawai resepsionis bagaimanapun kondisinya pada saat itu. Lobinya cukup luas dan terdapat playground buat anak-anak bermain. Terdapat banyak tempat duduk yang juga sebagai tempat menerima tamu terlebih lagi bukan muhrim karena dilarang bertemu dan dibawa ke kamar. Banyak buku-buku dan majalah yang disediakan tetapi sepertinya di jual. Di lobi juga terdapat Semesta Tour and Travel, ticketing online berbagai maskapai penerbangan, kereta api maupun travel yang bisa dipesan langsung disana.


Ekspektasi untuk hotel ini adalah hotelnya yang biasa saja mengingat kelihatannya hotel ini tidak terlalu ramai serta bukan salah satu hotel favorit wisatawan. Namun setelah masuk ke dalam kamarnya, saya serasa digampar dengan keras. Don't judge book by cover ini benar-benar berlaku dalam segala hal dan segala situasi. Kamar hotelnya sangat luas, bahkan masih ada space buat kursi santai dengan mejanya. Lantai kamarnya pakai karpet bukan marmer apalagi keramik.


Yang membuat saya semakin takjub adalah adanya kulkas mini di kamar, serta kamar mandinya bathup. Padahal saat itu saya dapat promo Agoda hanya membayar Rp 166.000,- (termasuk pajak, exclude breakfast) dari aslinya kisaran Rp 250.000,- sehingga kedua fasilitas tersebut terlihat WAH dengan harga yang saya bayarkan. Fasilitas pendukung sama layaknya hotel-hotel berbintang lainnya seperti ketel air beserta teh, kopi, gula, krimmer serta 2 botol air mineral serta gelas dan sendoknya. Peralatan mandi juga sudah disediakan walau tidak pernah saya gunakan. Yang disayangkan adalah tidak disediakan keset untuk didepan kamar mandi.


Sama seperti Hotel Aziza Solo dan Hotel Sofyan Inn Jogya yang juga berkonsep hotel syariah maka setiap kamar pasti sudah disediakan sajadah dan Al-Qur'an, ini yang saya sukai. Setiap bepergian dan menginap di hotel saya selalu bawa sajadah, dan dengan menginap di hotel syariah maka saya bisa mengurangi beban yang harus saya panggul di dalam tas. Di hotel ini terdapat banyak ruang lemari untuk meletakkan pakaian, colokan charger tidak terlalu banyak namun cukup kalau datang sendirian.


Ketika subuh menjelang, suasana lobi agak horor mengingat hampir semua penerangan dimatikan. Dan ada mitos pula bahwa hotel ini angker, namun ya selama saya menginap dari awal sampai check out saya tidak mendapat gangguan sama sekali. Mungkin itu cuma mitos saja. Sering-sering saja memantau hotel ini melalui OTA siapa tau dapat harga murah seperti saya dan bisa mencicipi spesialnya hotel ini. Bahkan saya bakal kesini lagi suatu saat nanti, tentunya ketika sudah memiliki pasangan yang halal. 

Salam