Lebaran telah berlalu, jalanan pun mulai ramai lagi dengan aktivitas balik ke tempat mencari nafkah. Beberapa kali muter-muter jalanan utama Kota Semarang, arus balik tidak nampak membuat macet jalanan. Terpantau beberapa titik seperti tol dan arah perbatasan kota yang mengalami jalanan tersendat, namun tidak mengurangi keasyikan menikmati Semarang dari jalanan.
Sedikit menengok kebelakang, Ramadan tahun ini memang cukup banyak memberi kesan. Ramadan kali ini memberi perubahan terhadap sikap dan perbuatan yang lebih baik. Sebulan penuh menjalani puasa bersama keluarga terasa berbeda. Terasa intim dan kekeluargaan yang berasa dan menyenangkan. Ini rasanya puasa terindah yang pernah saya rasakan. Bisa menjalankan sahur dan berbuka puasa bersama keluarga sebulan penuh, menjalankan ibadah sunah maupun wajib di mushala bersama, berbagi ide menu sahur dan berbuka, bersama-sama menyiapkan sahur dan buka adalah gambaran yang tidak pernah saya dapatkan selepas masa SMA.
Lebih dekat dengan Sang Pencipta adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Sebagai manusia biasa tidaklah munafik saya memiliki saat-saat tersendiri merasa jauh dari Tuhan, dan selama puasa ini berusaha menjadi pribadi yang baik untuk diri sendiri dengan menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab sebagai hamba-Nya. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama puasa godaan bukan semata menahan haus dan lapar namun juga harus menjaga hati. Menjaga dari hal-hal yang sifatnya pribadi dan sensitif. Berusaha sebaik mungkin agar hati ini tetap tenang dan positif terhadap cobaan yang melanda selama puasa.
Dan akhirnya apa yang sudah saya kerjakan selama puasa kemarin, harusnya bisa saya pertahankan bahkan tingkatkkan demi diri saya sendiri. Semoga tetap istiqomah terhadap apa yang saya kerjakan dan jalankan. Sekiranya itu baik, semoga Sang Pencipta selalu memberi berkah dan melancarkannya. Aamiin.
Salam
0 comments:
Posting Komentar