Bertempat tinggal dekat objek wisata memiliki keuntungan tersendiri, tidak perlu jauh-jauh perjalanan waktu yang ditempuh untuk bisa menikmatinya. Brown Canyon Semarang, yang beberapa tahun silam menghebohkan dunia traveller, sejatinya adalah sisa galian tambang yang ditinggalkan itu berada di Rowosari, Kecamatan Tembalang. Cukup ditempuh 15 - 20 bersepeda motor dengan kecepatan rendah dari rumah. Dan belakangan ini, saya tertarik melihat kondisi kini. Dan faktanya?
Tidak bisa dipungkiri, Brown Canyon masih memiliki sihir untuk di datangi. Baik wisatawan yang belum atau sudah pernah kesana. Sisa-sisa galian yang menjulang menjadi daya tarik tersendiri yang sayang untuk tidak diabadikan. Namun, lain dulu lain sekarang, secantik-cantiknya tempat wisata akan pudar kalau tidak terawat apalagi tidak di dukung pemerintah maupun pelaku wisata lainnya. Bagi saya Brown Canyon sudah tidak pantas untuk dimasukkan kategori alternatif wisata Semarang. Kenapa?
Kini, Brown Canyon sudah bergairah kembali aktivitas galiannya. Puluhan truk hilir-mudik menuju kesana, bahkan dini hari pun sudah terdapat antrian truk pengangkut galian yang menanti giliran diisi baknya. Jalanan yang masih tanah sangat berdebu dikala musim kemarau, apalagi kini aktivitas galian seakan tidak terhenti. Terlebih lagi menuju Brown Canyon dijadikan tempat pembuangan sampah, walaupun dibakar, namun aroma tajam pasti tercium kala melewatinya.
Brown Canyon jauh dari kesan tempat liburan keluarga seperti beberapa tahun silam. Situasi dan kondisi sangat tidak mendukung dan tidak bersahabat. Memang kita harus mulai menghilangkan Brown Canyon dari daftar wisata yang harus dikunjungi kala mampir ke Semarang namun jangan pernah lupa bahwa Sunrise disana merupakan salah satu yang terbaik yang dimilki Kota Lumpia.
Salam
0 comments:
Posting Komentar