Rabu, Januari 14, 2015
31
Sumber : Google

Seorang blogger sebelum membuat blog biasanya sudah mempunyai gambaran tersendiri, mau dikemanakan atau diisi apa blog tersebut. Karena blog diibaratkan seperti rumah sendiri, mau diisi atau diapakan itu tergantung yang punya rumah, blogger. Apapun jenis konten atau tipe isi blognya, seorang blogger dituntut untuk bisa menjual blognya ke masyarakat.
Menjual disini bukan semata-mata membuat blog lantas setelah sedikit tenar lalu blog tersebut dijual, walau sah-sah saja karena memang mereka yang bikin dan kepunyaan mereka. Menjual disini dalam artian mampu menarik pembaca untuk terus membaca dan menanti setiap tulisan-tulisan kita. Terlebih lagi terdapat pihak-pihak yang tertarik dengan jasa kita untuk di review dan semacamnya. Tidak hanya menciptakan konten namun juga ada timbal balik yang diterima.
Blogging yang menjual tidak segampang dan secepat itu prosesnya. Butuh waktu yang lama dan pelatihan yang banyak untuk bisa menentukan komposisi yang pas dan menjual. Rajin-rajin membaca dan mengulitui kata per kata dan menggabungkannya menjadi kalimat yang efektif dan menarik.
Kalimat yang menarik akan menjadi tulisan yang menjual karena didasari rasa cinta yang besar, dedikasi tinggi, kemampuan olah kata yang baik, memiliki pemikiran yang logis sehingga tulisan tersebut mampu menarik perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan dan tindakan yang menjual.

Salam Blogger

31 comments:

  1. Kereeeeen tulisannyya. Semanga terus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas nur. Saya masih harus belajar lebih giat lagi nih sama blogger-blogger hebat seperti anda. Semangat..

      Hapus
  2. untuk bisa bikin tulisan yang "menjual" sy pun masih harus banyak belajar lagi, Thx untuk sharing-nya :) @RuriOnline

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 ruri, terima kasih pujianya. Eh salah lapak orang, maaf yak mas, hehehe

      Hapus
    2. Kita sama-sama belajar yah mbak ruri.
      Mas chun : ndak papa kok mas.

      Hapus
  3. Benar mas harus punya niat dan tujuan yg pasti jika tidak blognya akan cepat bosan dan nggak terurus dech

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat terus maschun.. kita sama-sama perbanyak konten :)

      Hapus
  4. waw. ternyata ngak gampang ya, harus punya cinta, dedikasi dan penguasaan bahasa juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas liu. Jangan kapok belajar yah. Kita sama-sama belajar.

      Hapus
  5. Wuuuuiii didasari rasa cinta. Bagus.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau didasari rasa cinta biasanya lebih bergairah, bukan begitu mas adib? Hehehehe

      Hapus
    2. Yang jelas lebih menghodahh ahh haha...

      Hapus
    3. Hahahahaha.. menggoda lahir batin.

      Hapus
  6. Bahasanya itu dalam banget mas,.. Hehehe.. hayo semangat

    @rin_mizsipoel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih daleman laut mbak. Hehehehehe.. semangat...

      Hapus
    2. Sumur kali dalam, hehehe, salah koment lagi nich baru sadar bukan lapak saya, maaf lagi ya mas :)

      Hapus
  7. nice tulisan
    by the way
    mengulitui kata per kata itu maksudnya apa kak?

    @guru5seni8

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak. Menguliti kata per kata maksudnya mampu menempatkan kata yang pas dalam kalimat.

      Hapus
  8. hehee iya gx bisa instan utk dpt hasil terbaik,
    perlu kerja keras dan semangat

    BalasHapus
  9. Tulisannya ringkas tapi isinya bernas. To the point. Semakin menambah motivasi ngeblog bagi yg baca.
    Salam
    semoga sukses!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas. Sukses juga buat mas solihudin :)

      Hapus
  10. setuju banget kalau perlu waktu dan latihan agar bisa menghasilkan tulisan yang bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mas nugroho, sesuatu yang instan biasanya gak baik.

      Hapus
  11. semoga banyak blogger yang sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiinnnnn... semoga kita termasuk di dalamnya yah mas punkjack..

      Hapus
  12. Iya nih, harus menarik dan butuh proses berulang. sip.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat mbak dini. Kita sama-sama belajar :)

      Hapus