Sudah lama sebenarnya saya berkunjung ke tempat wisata yang kembali bergaung berkat sebuah sekuel film lokal fenomenal itu. Gereja ayam, begitulah sebutan sebuah (yang dahulu katanya) gereja di dataran tinggi Magelang. Berada di Gombong Kembanglimus, karangrejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, gereja ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun manca negara.
Untuk mencapainya, hal yang mendasar adalah menuju borobudur. Setelah memasuki kawasan Borobudur, nyalakan peta dan masukkan keywords Gereja Ayam. Peta tersebut akan memandu anda sampai tujuan. Jalanan yang sempit diapit bentang alam pedesaan yang menyejukkan menambah kebahagiaan duniawi. Sepanjang perjalananan sudah terpasang petunjuk arah menuju gereja tersebut sehingga mustahil akan tersesat. Warga sekitar pun sangat ramah memberi petunjuk kalau kamu tidak yakin akan jalan yang ditunjukkan peta.
Harga tiket masuk per orang adalah Rp 15.000,- jika berjalan kaki. Sedangkan jika menggunakan angkutan jeep harga bisa lebih mahal (saya jalan kaki). Dari lokasi tiket, kita masih harus berjalan naik puluhan tangga. Dan itu melelahkan, percayalah. Terlebih buat kalian yang bertubuh padat berisi dan tidak pernah berolahraga.
Sesampainya diatas, kita akan disambut sang kepala ayam diiringi hiasan taman kecil lengkap dengan ornamen malaikat khas umat kristiani. Saya pastikan rasa lelah kalian terbayar dan sirna begitu sampai diatas. Rasa lelah seketika berganti girang untuk berswafoto di depan gereja.
Memasuki bagian dalam bangunan, petugas mengecek karcis sembari mendata kita untuk kepentingan arsip kunjungan serta antrian naik ke atas. Antri? Iya, kapasitas puncak bangunan (kepala) sangatlah kecil dan sempit. Bangunan sempit tidak berbanding lurus dengan jumlah wisatawan yang berkunjung. Jadi, budayakan antri yah.
Sembari menunggu antrian, kalian bisa mengabadikan momen-momen di dalam bangunan yang instagramable. Selain itu, dengan karcis tadi kita bisa menukarnya dengan sepiring camilan ketela goreng khas warga setempat. Gereja ini terdiri atas 7 tingkatan yang mana setiap tingkatnya memiliki keunikan tersendiri dan tentunya instagramable banget. Terdapat kamar mandi di lantai bawah yang juga bagus untuk diambil gambarnya.
Untuk mencapai puncaknya, kita harus antri lagi loh. Gantian karena tempatnya yang kecil, untungnya ruang tunggu nya dilengkapi tempat duduk dan kipas angin. Kota magelang dan sekitarnya nampak indah sejauh mata memandang dari kepalanya. Dan ini merupakan spot favorit dan utama wisatawan yang rela jauh-jauh dan capek-capek berkunjung kesini. Tetap jaga dan perhatikan kondisi sekitar mengningat lokasi di ketinggian dan tempatnya terbuka.
Fakta mengenai Gereja ayam yang tidak banyak diketahui publik adalah bangunan ini belum sempurna rampung, baru 60 % dan oleh masyarakat sekitar sebenarnya tempat ini bernama Bukit Rhema. Founder gereja ini adalah Daniel Alamsjah yang mendapat visi untuk membangun bukit rhema pada tahun 1988 dan mulai dibangun pada 1992. Bukit Rhema sebenarnya berbentuk merpati, namun banyak yang mengiranya ayam duduk yang sedang bertelur sehingga wisatawan menyebutnya gereja ayam.
Tertarik liburan kesana? Jangan ditunda-tundalah. Selain merupakan tempat hits, liburan disana juga terhitung ramah di kantong kok.
Salam
0 comments:
Posting Komentar