Minggu, 10 Februari 2013
Hari ini begitu sangat istimewa. Bagaimana tidak? ini hari minggu yang mana adalah waktu yang tepat untuk sejenak rebahan dari segala kepenatan seminggu lalu. Hari yang tepat untuk menikmati hidup yang mana sebulan yang lalu tidak pernah merasakan nyamannya hari minggu. Sibuknya aktivitas memaksa saya untuk tidak bisa sejenak bermanja-manja dengan kasur di hari yang katanya libur itu. Hari ini bukan hanya hari libur semata, nyatanya hari ini bertepatan dengan tahun baru china 2564.
Tahun baru Cina yang biasa kita sebut tahun baru imlek tahun ini agaknya terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kenapa demikian? saya juga enggak tahu, hanya saja saya merasa seperti itu namun entah apa itu. Apa karena tidak ada cara special untuk menghabiskan malam tahun baru itu plus malam minggu nya? "whatever lah, emang gw pikirin? aku kan cuek".
Malam tahun barunya lebih ke ngucapin New Years greeting ke teman-teman yang sekiranya ikut merayakan dan berharap-harap dapat angpau gitu. Yang membuat saya sedikit tercengang adalah adanya tanggapan biasa saja dalam kaitannya malam tahun baru ini. Seperti yang saya ketahui adalah bahwa Imlek itu terbagi atas dua, yaitu kepercayaan dan tradisi.
- Kepercayaan
Kita tidak asing lagi dengan kata Thionghoa, Khonghucu dan dimana setiap mendengar kata tersebut kita selalu terpikirkan orang cina (juga keturunannya). Khonghucu merupakan kepercayaan sebagian besar orang di daratan Cina juga di Negara dengan penduduk mayoritas keturunan Cina. Pada masa orde baru agama ini dilarang keras pelaksanaannya dalam bentuk apapun oleh pemerintah, namun pada masa orde reformasi pemeluk agama tersebut mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak UU No. 1/Pn.Ps/1965 ditetapkan. Dan sejak saat itu penganut agama khonghucu tidak perlu panik untuk melakukan kegiatan peribadatan atau pun acara kebesaran agama mereka di tanah pertiwi. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam agama Khonghucu diantaranya adalah ;
- Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi.
- Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi. Namun masyarakat menganggap Klenteng sebagai tempat ibadah umat Konghucu.
- Menetapkan Sishu Wujing sebagai kitap suci resmi.
- Menetapkan tahun baru imlek sebagai hari raya keagamaan resmi, dsb.
- Tradisi
Adat dan tradisi yang berkaitan dengan tahun baru imlek sangat beragam. Namun, hampir semua nya mirip atau memiliki kesamaan yang mana diantaranya perjamuan makan malam di tahun baru, mendoakan para leluhur juga menyalakan kembang api. Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, tahun baru imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa termasuk di Indonesia sendiri. Namun agaknya pengaruh tekanan orde baru yang melarang dan tidak mengakui agama khonghucu dan memaksa mereka untuk menganut 5 agama besar kala itu membawa pengaruh besar. Pengakuan dan cerita dari beberapa sahabat saya justru membuka mata saya akan sempitnya pikiran saya selama ini. Menurut Ko Hendra (keturunan china yang lahir di pontianak, beragama Kristen dan sekarang bekerja di Brunei Darussalam) tetap merayakan tahun baru imlek sebagai bentuk melestarikan budaya juga sebagai penghormatan kepada leluhur namun dia dan keluarga tidak melakukan sembahyang di klenteng dengan menyembah para dewa karena mereka sudah menganut agama Kristen dan mereka percaya akan Tuhannya. Namun mereka juga tidak begitu saja meninggal tradisi yang sudah mengakar kepada keluarganya hanya saja merayakan dengan cara nya sendiri.
Dan agaknya berbeda dengan perayaan tahun baru di rumah Ko Antok, disana hanya terdapat makan malam bersama seperti biasa nya dikarenakan sekarang di keluarganya sudah menganut Western Culture sekalipun darah mereka pure mengalir keturunan China. Hidup lama di Malaysia sejak Elementary School hingga Junior High School dengan Brithish Education nya tetapi tetap memakai Chinese Culture nyatanya malah membuat mereka untuk memilih Western Culture sebagai gaya hidup dan kehidupannya. Kaget juga saat dikasih tahu bahwa sekalipun dia chinese namun tidak merayakan imlek.
Apapun yang saya tuliskan diatas harapan saya adalah anda mampu mengambil hikmah nya bukan malah menjudge seseorang dengan pilihan atau apa yang menjadi keputusan mereka. Adalah hak seseorang untuk memutuskan segala sesuatunya dan kita sebagai teman dan keluarganya sudah seharusnya menghormati nya.
Gong Xi Fa Cai,
Ko Edi (Baca : AHMAD NURUS SIROT)
0 comments:
Posting Komentar