Apa maksud dari judul yang saya ambil di atas? Memang sedikit membingungkan mengingat minim informasi yang saya berikan diatas. Jangan dibuat pusing karena saya hanya ingin memberi review tentang film yang baru semalam saya tonton. The Billionaire (2011) produksi GMM Tai Hub lewat arahan sutradara berbakat Songyos Sugmakanan mampu menjajaki Box Office Thailand dengan total pendapatan yang sangat fantastis, 38,796,264 THB. Film ini merupakan kisah nyata seorang pengusaha muda asal thailand dengan cemilan rumput lautnya, Tao Kae Noi. Pernah tahu atau paling tidak pernah mencicipi? Kalau saya sudah, itupun oleh-oleh dari emak angkat saya saat beliau berlibur ke Thailand.
Film ini di mulai dengan kegiatan rutin yang terjadi di sebuah bank. Aithipat “Top Ittipat” Kulapongvanich dengan gaya santai khas anak muda berkunjung ke Bank tersebut dengan niat ingin melakukan pinjaman uang dengan nominal cukup besar. Oleh customer service yang menerimanya menganggap ini lelucon mengingat usia yang masih seumur jagung. Namun dengan rasa percaya diri TOP menceritakan niatannya meminjam uang untuk membiayai usahanya. Yang menarik adalah kisah yang dihadirkan dalam bentuk seolah-olah flasback.
Seperti pada umumnya anak muda jaman sekarang, game online yang pesonanya tidak pernah luntur dari jaman ke jaman juga menimpa seorang TOP cowok SMA nanggung berumur 16 tahun ini. Kecanduan game yang akhirnya membawa dunianya berubah drastis. Jerih payah selama ini di dunia maya terbayarkan manakala ada temannya yang menawar beberapa perlengkapan yang dimiliki TOP. Dengan menjualnya satu persatu menjadikannya siswa terkaya di sekolah kala itu. TOP membeli mobil keluaran terbaru dengan uangnya sendiri dan membawanya ke sekolah dan saat itu juga menjadi primadona sekolah, namun dia tetap setia sama Lin dan hanya Lin yang boleh numpang di mobilnya.
Namun semua yang didapatkan TOP membuat kedua orang tuanya berang. Mereka hanya meminta satu dari TOP yaitu melanjutkan sekolah dengan sebaik-baiknya seperti kakak-kakaknya yang lebih dahulu sukses di negara orang. Namun ambisinya untuk menjadi sukses mengalahkan ego kedua orang tuanya sehingga membuat mereka sangat marah. Akun game online nya yang di blokir oleh pihak pengembang membuat diri harus memuatar akal akan uang yang dimilikinya. Gagal masuk universitas negri seperti keinginan orang tuanya membuat jarak hubungan orang tua dengan anak.
Kuliah di Universitas Swasta tidak lantas membuat kepribadian TOP berubah seperti yang orang tuanya minta. Justru diawal-awal kuliah keinginan menjadi pengusaha sangat menggebu-gebu, sampai pada saat di pameran olahan dan teknologi pangan menarik minatnya untuk menjadi pengusaha muda. Adalah teknologi pengolahan kacang otomatis yang bakal dijadikan usaha awal TOP. Namun orang tua TOP menganggapnya hanya membuang-buang uang dan waktu untuk hal yang tidak berguna. Dari situ TOP ingin menunjukkan ke kedua orang tuanya kalau dia juga bisa.
Sebelum benar-benar terjun kedunia usaha, TOP melakukan serangkaian observasi dan penelitian untuk terjun ke dunia yang sesungguhnya. Seperti yang diungkapkan ayah TOP saat mereka semobil, ” Berjualan itu tidak semudah bermain game. Welcome to the real world” . Penelitian TOP membuahkan hasil dan usahanya begitu melejit bahkan diluar dugaan sebelumnya, namun seperti pepatah bilang semakin tinggi pohon akan semakin besar angin yang menerjang. Disaat usahanya sukses ada sedikit permasalahan ditempat sewa usahanya dan berakhirnya kontrak batal dan membuat dia lelah. Disaat itulah orang tuanya mengajak TOP ikut pindah ke China, namun sifat dan semangat muda TOP menolak untuk mengikuti keinginan kedua orangtuanya.
Disaat serba lelah sang pacar, Lin mengajak bicara empat mata dan membujuk TOP untuk melanjutkan kuliahnya sambil makan cemilan rumput laut oleh-oleh dari liburannya. Dari situ TOP memiliki ide untuk membuat usaha sama yang dirasa memiliki peluang yang besar. Bersama pamannya dia memulai peruntungan kembali sebagai pengusaha cemilan rumput laut. Dengan berbekal rumput laut mentah, TOP dan pamannya menggoreng sendiri namun belum menemukan ramuan yang pas untuk usahanya ini. Sampai ketika TOP menemukan pamannya tergelatak di dapur dengan penuh darah dan sesegera mungkin membawa pamannya ke rumah sakit. Sisa rumput laut mentah yang sudah di fermentasi dengan air hujan membawa berkah buat TOP, dan akhirnya dia menemukan formula yang pas.
Dengan menerapkan hutan rimba yang pernah didapatnya semasa kuliah membaut tekad TOP memasarkan produknya melalui di supermarket seluruh negara melalui jaringan 7 eleven. Berbagai syarat yang diajukan disiapkan oleh TOP namun usahanya belum siap jual, kemasan yang kurang rapi, ukuran yang terlalu besar serta harga yang mahal menjadi pertimbangan ditolaknya produk TOP. Tidak kehilangan akal, TOP meminta para para desain produk makanan untuk mendesain produk TOP. Dengan mempertahankan nama awal, Tao Kei Noi dia mencoba peruntungannya kembali di 7 eleven. Merasa dipermainkan oleh pihak sana, TOP memutuskan untuk pulang dan memberi semua produknya kepada penjaga lift di 7 eleven.
Aksinya diatas nyatanya membuat TOP beruntung di panggil ke 7 eleven dan produknya diterima dan dalam sebulan pihak 7 eleven akan mengecek pabrik. Melihat kondisi pabrik pembuatan yang hanya sebuah dapur keluarga akhirnya membuat TOP memberanikan ke bank untuk meminjam modal guna mendirikan pabrik. Namun sayang, umur TOP yang kala itu baru 19 tahun ditambah dengan berbagai masalah keluarga nya membuat pihak bank tidak menyetujui kreditnya. Namun bukan TOP namanya kalau putus asa di tengah jalan. Dengan menjual berbagai peralatan elektronik yang dipunyainya dijadikan modal untuk membeli Ruko guna membentuk sebuah pabrik.
Saat kunjungan 7 eleven di pabrik kecilnya mengindikasikan bahwa TOP belum siap untuk bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya. Berbekal info dari 7 eleven dia mencoba memperbaiki kekurangan-kekurangan dan menjadikan pabriknya sesuai standard 7 eleven. Saat mendapat fax bahwa produknya diterima membuat TOP beserta paman dan seluruh staffnya bekerja keras untuk memenuhi target. Saat akan mengirim produk nya ke gudang 7 eleven, TOP menghampiri pamannya sembari menangis dan mengatakan ” Aku telah mengerahkan semuanya, jika kali ini gagal, aku akan
berhenti. Dan aku akan berhenti menjadi orang yang keras kepala ” , dan apa yang dikatakan pamannya ” Tidak apa-apa. Justru jika kamu terlalu banyak berfikir, kamu tidak akan mencapai seperti saat ini “. Itulah yang selama ini kita kenal dengal Talk Less, Do More.
Apa yang diusahakan dan diimpi-impikan TOP selama ini akhirnya menuai hasil. Dua tahun bergelut di dunia bisnis cemilan rumput laut mampu melunasi semua hutang orang tuanya sebesar 40 juta Bath dan memboyong kedua orang tuanya di China kembali ke Thailand. Tahun 2010 dia memperoleh pendapatan sebesar 800 juta Bath dan telah memiliki karyawan sekitar 2.500 orang. Dan kini dia telah menjadi miliarder dan memiliki perkebunan rumput laut terbesar di Korea Selatan.
Dan buat saya film ini membawa kita para (calon) pengusaha pemula untuk tidak menyerah akan keadaan, bahwasanya usaha itu selalu jatuh bangun adanya. Setidaknya terdapat beberapa pelajaran yang bisa diambil dari film ini, diantaranya : Jangan pernah menyerah dan putus asa memulai usaha, Dibutuhkan adanya pengorbanan besar untyuk mencapai mimpi-mimpi kita, Diperlukan partner hebat untuk menopang usaha kita, Terus belajar sampai apa yang menjadi tujuan kita tercapai, Kolaborasi dengan berbagai kalangan dan pihak demi menjaga kualitas dan kuantitas usaha, serta diperlukan sikap jujur dalam memulai usaha.
Salam,
AHMAD NURUS SIROT
TOP mengejawantahkan makna talkless do more. Keren. Seperti film lainnya, ada kisah cinta yg disisipkan. krn belum nonton, ga bisa komen banyak deh,, hehe.
BalasHapusSaya juga punya bbrp review film, boleh dicek,, hehe..
http://www.ismailhidayat.com/2013/07/shichinin-no-samurai-seven-samurai.html
http://www.ismailhidayat.com/2013/05/indigenes-days-of-glory.html
Jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk menontonnya yah..
BalasHapusWah, kalo saya liha dari wajahnya, emang kelihatan pekerja keras..
BalasHapusbener banget mas ndop..
HapusSaya tahu tokoh TOP ini, dia juga main sama Mario Maurer di Little Thing Called Love kan?
BalasHapus